Jakarta, Harian Umum - Presiden Prabowo Subianto bakal melanjutkan efisiensi anggaran dengan memangkas anggaran belanja hingga Rp750 triliun.
Prabowo mengatakan l, pada pemangkasan tahap pertama yang dilakukan saat ini anggaran yang dihemat sebesar Rp 300 triliun. Kemudian penghematan putaran kedua menargetkan anggaran Rp 308 triliun. Meski begitu begitu, ia tidak mengungkapkan kapan pelaksanaan pemangkasan anggaran tersebut dilakukan.
"Penghematan yang kita lakukan, yang lagi ramai, penghematan putaran pertama oleh Kementerian Keuangan disisir, dihemat Rp 300 triliun, penghematan putaran kedua Rp 308 triliun," kata Prabowo dalam pidatonya di acara Puncak Perayaan HUT Ke-17 Partai Gerinda sebagaimana ditayangkan YouTube CNN Indonesia, Sabtu (15/2/2025).
Ketum Partai Gerindra yang juga mantan Menteri Pertahanan itu menyebut, penghematan anggaran ketiga akan dilakukan melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di mana dividen yang ditargetkan BUMN mencapai Rp300 trliun.
Dari total tersebut, Rp200 triliun digunakan untuk negara dan Rp100 triliun dikembalikan ke BUMN.
"Dividen dari BUMN Rp300 triliun, Rp 100 triliun dikembalikan (modal usaha), totalnya kita punya Rp750 triliun. 24 miliar dolar AS terpaksa saya pakai untuk makan bergizi, (karena) rakyat kita, anak-anak kita, tidak boleh kelaparan. Kalau ada anak orang kaya, makan enak, nggak apa-apa," kata dia.
Sisanya, lanjut Prabowo, akan digunakan untuk dikelola Danantara yang akan diluncurkan pada 24 Februari 2024.
"Sisanya kita punya Rp200 miliar ini akan kita serahkan ke Danantara untuk diinvestasikan," jelas dia.
Seperti diketahui, keuangan negara sedang berdarah-darah akibat pertumbuhan ekonomi negara yang mentok di angka 5 persenan selama 10 tahun pemerintahan Joko Widodo alias Jokowi (2014-2024), bahkan sempat anjlok ke angka 4,95% pada semester III-2024, sementara pada tahun 2024 APBN defisit hingga Rp507,8 triliun.
Tak hanya itu, utang negara tembus Rp8.680,13 triliun pada Oktober 2024 atau di penghujung pemerintahan Joko Widodo, naik ratusan persen di banding posisi pada akhir pemerintahan Presiden SBY (Oktober 2014) yang hanya sebesar Rp1.500 triliun. Sementara kurs rupiah terjun bebas di kisaran Rp16.000an/dolar AS, bahkan pada penutupan perdagangan Jumat (14/2/2025) menurut data Bloomberg, berada di level Rp16.251/dolar AS.
Data Bright Institute mengungkap, kewajiban pembayaran utang luar negeri Indonesia pada tahun .2025 ini sebesar Rp776 triliun, sementara Spending Pemerintah pada APBN 2025 dianggarkan Rp2.701 triliun.
Di sisi lain, anggaran belanja pada APBN 2025 ditetapkan sebesar Rp3.621 triliun dengannarget pendapatan APBN hanya Rp3.005 triliun. Dengan demikian, defisit anggaran pada 2025 akan berada pada kisaran Rp 600 triliunan. (rhm)