Jakarta, Harian Umum- Rencana Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) melaporkan Sukmawati Soekarnoputri ke polisi dengan tuduhan menista Islam melalui puisi berjudul "Ibu Indonesia", didahului seorang pengacara bernama Denny Andrian Kusdayat.
Pengacara yang bermukim di Jalan Bangka II, Kecamatan Mampang, Jakarta Selatan, itu melaporkan Sukmawati ke Polda Metro Jaya, Selasa (3/4/2018), dan laporannya diregistrasi dengan nomor TBL/1742/IV/2018/PMJ/Dit.Reskrimsus.
Dari informasi yang diperoleh, Denny melapor sekitar pukul 11:00 WIB dengan membawa saksi bernama Erlin Agustina.
"Saya mewakili umat Islam melaporkan Sukmawati dan laporan saya diterima. Saya juga membawa sejumlah barang bukti, salah satunya berupa video yang sudah tersebar di media sosial," ujar Denny kepada pers usai melapor.
Advokat berusia 48 tahun itu menganggap Sukmawati melanggar pasal 156a KUHP tentang Penistaan Agama dan/atau pasal 16 UU No 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.
Seperti diberitakan sebelumnya, FUIB berencana melaporkan adik kandung Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu pada Kamis (5/4/2018) ke Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri.
Sukmawati akan dilaporkan karena saat acara Indonesian Fashion Week 2018 di Jakarta Convention Centre, Jakarta Pusat, dia membacakan puisi karyanya sendiri yang berjudul "Ibu Indonesia" dan ditengrai mengandung unsur SARA berupa penistaan terhadap agama Islam.
"Puisi tersebut sangat menyinggung umat Islam, dimana terdapat beberapa kalimat yang mengandung unsur SARA," jelas Ketua Umum FUIB Rahmat Himran, Selasa (3/4/2018), melalui undangan liputan untuk media yang disebarkan melalui grup WhatsApp.
Ia menyebut, kalimat yang menyinggung umat Islam dalam puisi berjudul "IBU INDONESIA" tersebut di antaranya:
1. Sari Konde sangat indah, lebih cantik dari cadar dirimu
2. Suara kidung ibu Indonesia lebih merdu dari alunan Adzan
Video pembacaan puisi ini viral di media sosial setelah diunggah ke YouTube.
Sebelumnya, puisi Sukmawati itu juga dipersoalkan pengurus Persaudaraan Alumni 212 yang juga merupakan pengacara Habib Rizieq Syihab, Kapitra Ampera.
"Saya mendapatkan video itu tadi pagi. Sudah saya cermati ada mengenai adzan dan cadar. Menurut saya, ada dugaan kuat mendiskreditkan agama," katanya kepada wartawan, Senin (2/4/2018).
Sukmawati sendiri merasa tak ada yang salah dengan puisinya itu, dan membantah telah menghina atau mendiskreditkan Islam.
"Lho Itu suatu realita, ini tentang Indonesia. Saya nggak ada SARA-nya. Di dalam puisi itu, saya mengarang cerita. Mengarang puisi itu seperti mengarang cerita. Saya budayawati, saya menyelami bagaimana pikiran dari rakyat di beberapa daerah yang memang tidak mengerti syariat Islam seperti di Indonesia Timur, di Bali dan daerah lain," katanya, Senin (2/4/2018).
Sukmawati mengatakan apa yang dia sampaikan di puisi itu merupakan pendapatnya secara jujur.
"Soal kidung ibu pertiwi Indonesia lebih indah dari alunan azanmu, ya boleh aja dong. Nggak selalu orang yang mengalunkan azan itu suaranya merdu. Itu suatu kenyataan. Ini kan seni suara ya. Dan kebetulan yang menempel di kuping saya adalah alunan ibu-ibu bersenandung, itu kok merdu. Itu kan suatu opini saya sebagai budayawati," ujar Sukmawati.
Ia pun mempersilakan orang-orang yang melakukan tugas untuk berazan dipilih yang suaranya merdu, enak didengar, sebagai panggilan waktu untuk salat.
"Kalau tidak ada, akhirnya di kuping kita kan terdengar yang tidak merdu," tegasnya.
Inilah puisi Ibu Indonesia yang kontroversial itu:
Aku tak tahu Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut
Lihatlah ibu Indonesia
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat
Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia
Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan adzan mu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta
Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi
Pandanglah Ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya.
(rhm)