Jakarta, Harian Umum - Bidang Hukum dan Advokasi DPP Partai Ummat, Juju Purwantoro, menyebut, gelaran Piala Dunia U-17 2023 yang akan dibuka di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, pada 10 November 2023 masih menyisakan masalah hukum dan HAM.
Pasalnya, Jakarta International Stadium (JIS) di Jakarta Utara yang akan menjadi salah satu venue penyelenggaraan event akbar itu, masih menyimpan persoalan dengan warga Kampung Bayam yang lahannya digusur untuk dijadikan area JIS, dan hingga kini mereka belum mendapatkan haknya
"Warga masih terlunta-lunta, karena janji Pemprov DKI untuk menempatkan mereka di rumah susun yang dibangun di area JIS, hingga kini belum dilaksanakan. Janji itu diberikan oleh Pemprov DKI saat dipimpin Anies Baswedan, dan warga terlunta-lunta di era Plt Gubernur Heru Budi Hartono sebagai pengganti Anies," kata Juju melalui siaran tertulis, Kamis (9/11/2023).
Ia menjelaskan warga berjumlah 75 kepala keluarga (KK) itu sudah sejak 1996 bermukim di lahan yang arenya kini menjadi JIS, dengan manfaatkan lahannya untuk menanam sayur mayur dan lain-lain.
Kemudian, di era Gubernur Anies Baswedan (2014-2019) warga dijadikan sebagai warga binaan khusus dan pendamping (terprogram) oleh Pemprov DKI Jakarta, dan di era ini pula warga dijadikan mitra dalam proyek pembangunan JIS, di mana mereka ikut partisipasi dalam pendayagunaaan lahan perkebunan sayur mayur (area JIS), termasuk juga pembentukan Koperasi binaan Pemda kota Jakarta Utara.
Sebelum Anies Baswedan lengser pada 16 Oktober 2022, dan Rusun di area JIS telah rampung dibangun, warga telah diberi nomor hunian di Rusun yang akan mereka tempati itu, dan kala itu Anies berjanji akan memberikan kuncinya.
Namun, setelah Anies lengser dan Heru menggantikannya, kunci Rusun tak kunjung diberikan, sehingga hampir setahun ini sebagian warga secara tidak manusiawi, terpaksa secara bergiliran tidur di teras afau selasar Rusun, tanpa fasilitas kamar mandi, toilet, air dan listrik, karena Rusun dikunci dan aliran listriknya diputus oleh PT Jakpro, BUMD yang ditugaskan membangun JIS.
"Berbagai upaya dan perundingan telah dilakukan warga, kepada instansi terkait, seperti dengan pihak Kecamatan Tanjung Priok, Wali Kota Jakarta Utara, Pj.Gubernur DKI, Jakpro, dan DPRD DKI Jakarta, tapi semua belum menemui titik temu," jelas Juju.
Beberapa hari terakhir ini, lanjut praktisi hukum ini, secara tiba-tiba warga mendapat teguran keras secara lisan dari aparat Kelurahan Papanggo dan Kecamatan Tanjung Priok. Aparat mendatangi dan mengancam dengan semena-mena warga harus dipindah dari Hunian sementara (Huntara).
Di sisi lain, selalu terjadi ketegangan antara pihak keamanan JIS dengan warga, karena warga sering dihalangi masuk lewat gerbang JIS seperti biasanya.
"Pembatasan akses JIS tersebut kami duga tidak lepas dari persiapan pelaksanaan Piala Dunia U-17 di JIS," imbuh Juju.
Ia mengaku menyesalkan sikap Heru yang terkesan tidak peduli pada nasib warga Kampung Bayam, dan bahkan mengaku tak tahu-menahu tentang janji Anies Baswedan untuk menempatkan warga di Rusun JIS.
"Heru, juga Jakpro dan DPRD DKI tidak bisa lepas tanggung jawab begitu saja. Jangan sampai warga terus dikorbankan hanya demi menjaga nama baik bangsa karena suatu gelaran pertandingan sepak bola," tegas Juju.
Sepwrti diketahui, ada empat venue yang digunakan untuk Piala Dunia U-17. Selain Gelora Bung Tomo dan JIS, dua lainnya adalah Stadion Si Jalak Harupat, Bandung; dan Stadion Manahan, Solo. (rhm)