Bogor, Harian Umum - Kader Partai Gerindra yang juga pengawal Prabowo Subianto, ketua umum partai itu, tewas ditembak anggota Brimob berinisial Briptu AR di halaman parkir di depan Lipps Club Bogor, Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (20/1/2018) sekitar pukul 02:00 WIB.
Kader bernama Fernando Alan Joshua Wowor tewas ditembak hanya karena masalah sepele.
Berdasarkan rilis Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra, Minggu (21/1/2018), diketahui kalau saat kejadian korba bersama dua rekannya, Rio Endika Putra Pradana dan Arif Arif Rochmawan. Saat itu mereka sedang menuju Dunkin Donuts.
Rio menjelaskan, saat dirinya dan Fernando memasuki area parkir, tempat itu telah penuh, sehingga petugas parkir Lips mengarahkan mereka agar parkir di area samping.
"Di situ, di depan ruko-ruko kebetulan ada kosong satu, kata si tukang parkir," katanya.
Saat mobil membelok untuk masuk, mobil dihadang oleh seorang pemuda yang mengendarai motor gede (Moge) bermerek BMW dengan warna abu-abu.
"Dia mainkan gas motornya seakan sedang acara konvoi. Setelah itu, dia teriak-teriak sambil ngomong, "Motor ini harganya sama dengan mobil itu. Kamu yang mundur atau aku yang mundur?"," katanya.
Arif turun dari mobil dan menyarankan orang itu agar mengambil di sebelah kiri karena jalanan lebar, namun si pengendara Moge malah naik pitam. Dia berteriak-teriak dengan marah, dan kemudian mencabut pistol serta mengokangnya dengan moncong diarahkan ke kaca depan mobil yang ia naiki bersama korban dan Arif.
"Melihat kondisi ini, saya langsung turun dari mobil dan berusaha melerai," imbuh Rio.
Sayang, emosi orang itu bukannya mereda malah semakin menjadi.
"Pistol orang itu kemudian diarahkan ke kepala Arif. Saya (buru-buru) memegang tangannya, dan kembali berusaha kasih pengertian seraya memintanya agar jangan berbuat seperti itu," imbuh Rio lagi.
Namun pengendara Moge itu semakin marah saja. Dia menggetok kepala Arif dengan moncong pistolnya, sehingga korban turun dari mobil.
Apa yang dilakukan korban ini membuat pandangan si pengendara Moge beralih, sehingga untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, Roy mengaku buru-buru berusaha merebut pistol orang itu, dan dengan dibantuk korban, ia memiting leher orang itu hingga dia jatuh dari Moge-nya.
Tak terima diperlakukan begitu, si pengedara Moge melawan, sehingga terjadilah rebutan pistol.
Bersamaan dengan itu, warga yang berada di sekitar lokasi berdatangan dan ikut memukuli si pengedara Moge.
"Tiba-tiba ada orang menarik muka saya dari belakang, dan mencakar pipi saya, sehingga saya melepaskan pistol yang sedang berusaha saya pertahankan, dan spontan balik badan," kata Roy lagi.
Lalu terdengar suara "DOR ...!" dan Roy melihat korban tumbang. Ia pun kaget, dan kembali merebut pistol yang sudah kembali berada di tangan si pengemudi Moge.
Ia melihat pengemudi Moge itu menekan tombol pelepas magazine, sehingga magazine itu jatuh, dan pistol berhasil direbut kembali.
Suara tembakan membuat warga yang berdatangan semakin banyak. Mereka mengeroyok si pengemudi Moge dan menggebukinya.
Roy memungut magazine dan mengeceknya, ternyata berisi peluru asli.
"Saya panik dan teriak-teriak minta pertolongan untuk mengangkat almarhum ke mobil dan dibawa ke RS Vania," kata Roy lagi.
Belakangan diketahui kalau si pengemudi Moge adalah anggota Brimob berinisial Briptu AR.
Kabid Kum Polda Jawa Barat, Kombes Pol Iksantyo Bagus Pramono, mengatakan, korban meninggal akibat terkena tembakan senjata milik anggota Brimob.
Dia bahkan mengaku pihaknya telah memeriksa surat-surat kelengkapan senjata yang dimiliki oknum tersebut.
"Masih dalam penyelidikan. Kami juga belum mengetahui masalahnya. Kami sudah amankan saksi dan barang bukti," katanya. (man)