JAKARTA, HARIAN UMUM - Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNPB) akan melakukan rekayasa cuaca agar potensi banjir di Ibukota bisa diminimalisir.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Mohamad Taufik mendukung upaya BPNB tersebut. "Melalui rekayasa cuaca itu, hujan bisa diarahkan di wilayah lautan. Sehingga, potensi terjadinya banjir di wilayah daratan bisa diminimalisir," kata Taufik di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (9/1/2020).
Menurut Taufik, rekayasa cuaca bentuk pemanfaatan teknologi dan ilmu pengetahuan untuk membuat hujan ekstrem tidak menyebabkan terjadinya banjir.
Meski demikian, Taufik menghimbau agar kewaspadaan dan persiapan juga mesti dilakukan meskipun akan dilakukan rekayasa cuaca.
"Saya minta seluruh Organisasi Perangkat Daerah di Pemprov DKI harus terus siaga serta mengimplementasikan early warning system dan melakukan mitigasi bencana dengan baik," ujar politisi Gerindra ini.
Di samping itu, Taufik menambahkan, semua sarana dan prasarana banjir harus dipastikan dalam keadaan baik dan siap digunakan. "Semua pompa, baik stasioner maupun mobile, termasuk yang ada di underpass-underpass harus siap digunakan. saya kira, semua yang menjadi langkah antisipatif dan penanganan terkait banjir harus dimaksimalkan," tutup Taufik.
Untuk diketahui, BNPB bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta TNI melakukan rekayasa cuaca untuk mengurangi intensitas hujan di kawasan Jabodetabek, Selasa (7/1/2020). Hasilnya hujan dengan intensitas sedang sampai lebat berhasil dialihkan ke laut sebelum memasuki Jabodetabek.
Teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang diterapkan adalah menyebar Natrium Klorida (NaCl) sebanyak 6,4 ton menggunakan dua pesawat jenis CN 295 dan Casa 212-200. Hal itu dilakukan dengan tujuan menyemai awan di barat daya, barat, dan barat laut.
Melalui penyemaian yang dilakukan, hujan berhasil diturunkan di Laut Jawa yang ada di barat laut Jabodetabek dan kawasan Selat Sunda yang ada di barat daya Jabodetabek. (Zat)