Jakarta, Harian Umum - Langkah Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto menunjuk mantan wakil ketua PSSI periode 2013-2015, La Nyalla Mahmud Mattalitti, sebagai bakal calon gubernur (Cagub) di Pilkada Jatim 2018, diprediksi akan mengubah peta perpolitikan provinsi di timur Pulau Jawa itu.
"Baik Gus Ipul (Saiffullah Yusuf) maupun Khofifah (Indar Parawansa), keduanya akan merasakan dampak fear elektoral atas majunya La Nyalla Mattalliti," ujar Ical Syamsuddin, aktivis LAKRI (Lembaga Anti Korupsi Republik Indonesia), melalui siaran tertulis kepada harianumum.com, Selasa (12/12/2017).
Keputusan Prabowo menunjuk La Nyalla tertuang dalam surat bernomor 12-0036/B/DPP-GERINDRA/Pilkada /2017 tentang Surat Tugas Calon Gubernur Provinsi Jawa Timur Pilkada 218.
Meski surat yang ditandatangani Prabowo pada 10 Desember 2017 itu dianggap sebagai penunjukkan, namun agaknya surat keluar atas usulan La Nyalla sendiri yang ingin maju di Pilkada Jatim, sehingga dalam surat itu juga tertuang sejumlah persyaratan cukup berat yang dapat menjadi batu sandungan bagi La Nyalla untuk tetap bertarung dengan Gus Ipul dan Khofifah di Pilkada Jatim.
Ada lima poin dalam surat itu:
- Usulan saudara tentang pencalonan gubernur Jawa Timur periode 2018-2023 saat ini sedang diproses di DPP Partai Gerindra.
- Melalui surat tugas ini saudara diminta memastikan dukungan dari partai lain untuk melengkapi persyaratan pencalonan
- Melalui surat tugas ini saudara diminta menyiapkan kelengkapan pemenangan
- Apabila sampai 20 Desember 2017 saudara tidak mampu memenuhi persyaratan nomor 2 dan 3, maka otomatis surat ini tak berlaku.
- Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, terima kasih
Terkait isi surat itu, Ical mengatakan bahwa La Nyalla pasti dapat memenuhi semua persyaratan dan berhadapan dengan Gus Ipul serta Khofifah di Pilgub Jatim.
Ia bahkan yakin meski La Nyalla asal Bugis, dia akan mampu bersaing dengan kedua rivalnya yang asli Jatim dan merupakan kader NU itu, dan menuju kursi Jatim 1.
"Begitu La Nyalla mendapat dukungman partai dan ikut bertarung di Pilgub Jatim, dipastikan bakal merubah peta politik Pilkada di Jawa Timur. Sejauh langkah yang ditempuh Kedua Bakal Calon yang tertumpu kepada Gus Ipul dan Khofifah, tentu saja dengan kehadirannya pasti akan merubah peta politik di sana," kata dia.
Dampak fear elektoral paling nyata, lanjutnya, yakni akan tergerusnya pemilih dari kedua pasangan tersebut. Apalagi karena jumlah swing votter (pemilih mengambang) yang belum menentukan pilihan baik ke Gus Ipul maupun Khofifah, cukup tinggi, dan berpotensi memberikan dukungannya kepada La Nyalla.
"Tipe pemilih (di Jatim) saat ini tidak terbatasi oleh struktur kultural. Jadi, sebagain dari kubu Gus Ipul terabrasi, begitupun kubu Khofifah, karena La Nyalla juga punya jaring-jaring suara konstituen di antara Gus Ipul dan Khofifah," imbuh dia.
Seperti diketahui, Saifullah Yusuf dan pasangannya, Azwar Anas, didukung PDIP, PKS dan PKB. Sedang Khofifah Indar Parawansa dan pasangannya, Emil Dardak, didukung Golkar, Demokrat, PPP, Hanura dan NasDem.
Dengan demikian, peluang La Nyalla untuk mendapatkan dukungan dari partai selain Gerindra adalah PAN.
Namun jika La Nyalla mampu menarik PKS dari Gus Ipul, maka peluang menang diprediksi di atas 60%. (rhm)