Jakarta, Harian Umum - Parah! Ternyata bukan hanya masyarakat yang terjerat pinjaman online (Pinjol), tetapi juga BUMN, tepatnya PT Indofarma Tbk, anak usaha PT Bio Farma (Persero).
Pada tahun 2023, Indofarma mencatatkan kerugian Rp 605 miliar, melonjak 41 persen dari 2022 yang merugi sebesar Rp 428 miliar.
Kemudian, dari hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) diketahui kalau perusahaan farmasi itu ternyata terjerat Pinjol.
"Bersama BPK kita sudah lakukan koordinasi dengan Kejaksaan Agung. Kalau kasus fraud ya fraud, kalau (kerugian itu akibat) korupsi ya kita tangkap," ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat ditemui di Sarinah, Jakarta, Jumat (5/7/2024).
Meski demikian, Erick memastikan bahwa upaya penyelamatan terhadap Indofarma tetap perlu dilakukan, termasuk penyelesaian pembayaran utang ke vendor.
Erick bahkan mengaku sudah ada sejumlah strategi penyelamatan yang disiapkan Kementerian BUMN.
Erick jugamemgatakan bahwa BUMN yang saat ini ditangani Kejagung, BPK, ataupun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak lepas dari upaya Kementerian BUMN untuk melakukan "bersih-bersih" di semua perusahaan pelat merah.
"Begini, kalau masalah oknum kan bisa terjadi di mana pun, kalau dibilang BUMN tidak mempelajari, justru BUMN yang nemuin, BUMN yang melakukan investigasi audit. Lalu kita melakukan verifikasi, baru kita laporkan ke BPK, dan BPK periksa lagi, dan baru terjadi (kasus terungkap)," katanya. (man)