Donggala, Harian Umum- Sedikitnya tiga orang tewas akibat terjangan tsunami yang menghamtam palu pasca guncangan gempa berkekuatan 7,4 pada skala Ritcher (SR) mengguncang wilayah itu pada Jumat (28/9/2018) pukul 17:02:44 WIB.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mencatat, sebelum gempa besar itu,, gempa berskala 5-an SR mengguncang wilayah Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), sejak siang hari.
Gempa pertama terjadi pada pukul 14:00:00 WIB dengan kekuatan 5,9 SR. Gempa berpusat di kordinat 0.35 Lintang Utara (LU) - 119.82 Bujur Timur (BT) pada kedalaman 10 Km, tepatnya berada 8 km barat laut Donggala, Sulteng.
Gempa kedua terjadi pada pukul 14:28:37 WIB dengan kekuatan 5,0 SR. Gempa berpusat di kordinat 0.34 LU - 119.87 BT pada kedalaman 10 Km, tepatnya berjarak 10 km timur laut Donggala, Sulteng.
Gempa ketiga terjadi pada pukul 15:25:00 WIB dengan kekuatan 5,3 SR. Gempa berpusat di kordinat 0.35 LU - 119.91 BT pada kedalaman 10 Km, tepatnya berjarak 11 km timur laut Donggala, Sulteng.
Ketiga gempa ini membuat warga Donggala dan sekitarnya, termasuk Palu, panil dan berhamburan keluar dari rumah-rumah dan gedung-gedung. Mereka tak menyangka gempa yang jauh lebih besar akan terjadi kemudian.
Pukul 17::02:44 WIB gempa berkekuatan 7,4 SR mengguncang dari titik kordinat 0.18 LU - 119.85 BT pada kedalaman 10 Km, atau tepatnya berjarak 27 km timur laut Donggala, Sulteng. Getarannya terasa hingga wilayah-wilayah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Pasca gempa, warga di pesisir Donggala dan Palu melihat air laut surut, sementara BMKG memberikan peringatan tsunami.
Tak pelak, warga di kedua wilayah itu berlarian ke arah pedesaan dan dataran tinggi. Ada juga yang berlindung di loteng, atap rumah dan atap gedung-gedung.
Wawan, warga Palu, menuturkan, saat tsunami datang ia sedang di perjalanan, dan melihat masyarakat berlarian ke pedesaan. Ia pun panik dan ikut berlari.
Air bah yang datang dari tengah laut itu menghantam apa pun yang dilaluinya, menyeret kendaraan yang tengah melaju di jalan-jalan, merusakkan rumah-rumah, menghancurkan jembatan, dan memutus aliran listrik dan telepon, sehingga ketika malam datang, suasana menjadi gelap gulita.
"Ada tiga orang yang meninggal di sini. Dua sudah dibawa keluarganya, satu jenazah masih di sini, di pengungsian," kata dia.
Sementara dari Donggala, seorang warga ditemukan tewas akibat dihantam tsunami.
Reuters melaporkan, tsunami yang menghantam Palu mencapai setinggi dua meter. Sedang BMKG melaporkan, tsunami yang menghantam Donggala setinggi 1,5 meter.
Tak lama setelah kejadian, peristiwa terjangam tsunami itu beredar di media sosial karena rupanya tak sedikit warga yang sempat mengabadikan momen menakutkan itu dengan kamera ponselnya.
BMKG juga mencatat, pasca gempa 7,4 SR, terjadi 33 gempa susulan dengan magnitudo di kisaran 5 SR. Terakhir, gempa susulan terjadi pada 21:26:01 WIB dengan kekuatan 5,4 SR. Gempa ini berpusat di kordinat 0.03 LU - 119.54 BT pada kedalaman 10 Km, berjarak 60 km barat laut Donggala.
Meski demikian, gempa susulan terbesar terjadi pada pukul 17: 50:28 WIB dengan kekuatan 5,9 SR yang berpusat di kordinat 0.76 LU - 120.04 BT pada kedalaman 10 Km, berjarak 23 km timur laut Palu, Sulteng, dan pada pukul 20:35:30 WIB dwngan kekuatan 5,8 SR. Gempa ini berpusat di kordinat 0.15 LI - 119.62 BT pada kedalaman 10 Km, dan berjarak 68 km barat laut Donggala.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada TBOne mengabarkan kalau satu keluarga di Palu yang terdiri dari lima orang, hilang diseret tsunami. Seorang pemuda bernama Mirza, warga Kendari, mengaku bahwa yang hilang tersebut adalah keluarga kakeknya. (rhm)