Jakarta, Harian Umum - Lima film peraih penghargaan pada Penghargaan Festival Film Bulanan 2023, dan menjadi yang terbaik dalam lima.kategori dari 20 film yang masuk nominasi, akan dibawa ke Clermont Ferrand Film Market 2024 di Prancis.
Kelima film tersebut adalah:
1. Kategori Film Ide Cerita Terbaik: Romansa di Balik Pagar Akal, produksi Hura Haru Film asal Bandung, Jawa Barat;
2. Kategori Film Visual Terbaik: Pepadu, produksi Ruang Tengah Creative asal Lombok, Nusa Tenggara Barat;
3. Kategori Film Audio Terbaik; Facticity produksi Javania Films dan Rupa Rupa Films asal Bantul, Yogyakarta!
4. Kategori Film Dokumenter Terbaik: Sailum: Song of The Rustling Leaves, produksi Project Multatuli & Atmakanta Studio asal Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur; dan
5. Kategori Film Fiksi Terbaik: Basri & Salma in A Never Ending Comedy, produksi Hore Pictures asal Makassar, Sulawesi Selatan.
"Sebagai apresiasi, 5 peraih Anugerah Fesbul 2023 tersebut akan mendapat fasilitasi untuk berpartisipasi pada gelaran Clermont Ferrand Film Market 2024 di Prancis," kata Fesbul (Festival Film Bulanan) seperti dikutip dari siaran tertulisnya, Senin (11/12/2023).
Selain memberikan penghargaan kepada film terbaik untik lima kategori, Festival Film Bulanan 2023 juga memberikan penghargaan kepada Film Titip Sendal yang diproduksi Historia Kreator asal Pontianak, Kalimantan Barat, karena menjadi film yang banyak mendapat respon positif dari masyarakat selama mengikuti agenda pemutaran film Fesbul. Penghargaan yang diberikan adalah Apresiasi Khusus Film Favorit Penonton
Penghargaan Festival Film Bulanan 2023 digelar Sabtu (9/12/2023) malam di JIexpo, Kemayoran, Jakarta Utara. Selain dihadiri oleh para filmakers dari sejumlah daerah di Tanah Air, khususnya yang film-filmnya masuk nominasi, acara itu juga dihadiri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno.
“Kita (Kemenparekraf) apresiasi Festival Film Bulanan yang selama 2023 telah mengkurasi lebih dari total 1.500 film, mulai dari 2022 lalu. Mulai tahun ke-2 ini Fesbul memberikan inovasi baru dengan Malam Anugerah di mana seluruh nominator diundang untuk beberapa kategori,” kata Sandiaga saat memberi keterangan kepada pers
Mantan Wagub DKI Jakarta ini menambahkan, di tahun lalu Fesbul tidak menyelenggarakan malam penganugerahan dan masih sangat terbatas. Sementara di 2023 ini, jangkauan Fesbul sudah bisa lebih luas dan sukses menggelar selebrasi.
“Kualitas film kita semakin meningkat dan saya selalu menyebut bahwa Festival Film Bulanan ini adalah upaya mendemokratisasi agar industri perfilman yang selama ini belum bisa menjangkau seluruh nusantara, sekarang kita membukakan pintu, seperti yang kita lihat tadi, lokusnya ada di wilayah Sumatra, DKI Jakarta, Kalimantan, Sulawesi Selatan, dan wilayah Indonesia Timur lainnya,” imbuh Sandi.
Menurut dia, festival film adalah sebuah perayaan bagi pelaku dan produk subsektor ekonomi kreatif memiliki keterkaitan dan potensi besar dalam pertumbuhan ekosistem film, untuk mempromosikan keanekaragaman bangsa, serta pembangunan komunitas dalam semesta film”.
Sandi berharap industri perfilman bisa sebagai bagian dari pembangunan bangsa.
“Sebuah industri perfilman ini bisa banyak menciptakan lapangan kerja dan masih bisa terus berkembang, karena itu kami (Kemenparekraf) siap mendukung untuk industri perfilman yang lebih baik,” katanya
Ia pun percaya Fesbul akan menjadikan ekosistem industri perfilman lebih baik.
“Kami (Kemenparekraf) sangat percaya, Festival Film Bulanan menjadi ajang yang akan membantu untuk menciptakan ekosistem industri perfilman yang lebih baik lagi, karena dari mereka ini akan naik kelas dan pemenang-pemenang Piala Citra dan dunia seperti Oscar, bisa lahir dari Fesbul ini," katanya.
Dalam pidato sambutannya, Sandi menegaskan bahwa Fesbul menghadirkan demokratisasi terhadap karya film dari seluruh Nusantara agar mendapat kesempatan yang sama,
“hari ini film untuk seluruh mayarakat Indonesia! karena mahakarya akan selalu menemukan jalannya…," katanya. (rhm).