Jakarta, Harian Umum - Festival Film Bulanan terus berkomitmen mendorong sineas daerah agar tetap produktif dan memiliki daya saing. Salah satunya dengan menggelar workshop perfilman yang bertajuk 'Menuju Film Komersil'.
Workshop ini merupakan salah satu agenda dari Roadshow Festival Film Bulanan yang diadakan di 10 kota di Indonesia.
Setelah sebelumnya sukses dilaksanakan di Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Lombok, Jambi, Medan, Pontianak, dan Palu, baru-baru ini, workshop Festival Film Bulanan diadakan di kota Ambon pada tanggal 26 - 29 Oktober 2023.
Workshop yang berlangsung selama 3 hari ini diikuti oleh 20 perwakilan komunitas film dari Gorontalo, Maluku, dan Maluku Utara yang sudah mendaftarkan karya filmnya dan mendapatkan poin tertinggi.
Pemilihan kota Ambon juga sejalan dengan banyaknya submisi Festival Film Bulanan lokus 9 dari Provinsi Maluku.
"Berdasarkan data persebaran pendaftar lokus 9 terbanyak dari provinsi Maluku sebanyak 63,2 %. Hal tersebut menunjukkan Provinsi Maluku memiliki potensi ekonomi kreatif subsektor film untuk terus dikembangkan di masa mendatang pada generasi mudanya," ungkap Artadi, Subkoord Film, Direktorat Musik, Film dan Animasi Kemenparekraf RI.
Workshop 'Menuju Film Komersil' memiliki fokus yang berbeda dengan kebanyakan workshop perfilman. Workshop 'Menuju Film Komersil' bukan hanya berfokus pada pembuatan film, tetapi pada bagaimana sineas lokal bisa produktif dan mampu menghasilkan karya film yang memiliki nilai komersil, sehingga kelak para sineas daerah tidak lagi membuat film hanya berdasarkan hobi tapi juga menjadi mata pencaharian.
Dengan begitu, diharapkan akan membawa efek pada terbukanya banyak lapangan pekerjaan dan secara tidak langsung sektor ekonomi kreatif akan meningkat.
Respon positif pun hadir dari salah satu peserta workshop, Rano Firmansyah.
"Saya sangat berterima kasih, kita sebagai komunitas di Ambon sangat butuh workshop seperti ini. Dengan adanya workshop ini sangat membantu kami, apalagi dengan didatangkannya narasumber-narasumber yang betul-betul profesional," ungkapnya.
Senada dengan Rano, Grace Florance dari Pulau Seram juga mengungkapkan pendapatnya.
"Kegiatan ini memberikan inspirasi bagi kami. Banyak materi-materi yang mengedukasi dan menginspirasi kami. Semoga kita bisa buka jaringan kerja yang bisa membantu kami, orang-orang yang membuat film dan bisa berkarya, sehingga karya-karya kita bisa dikenal banyak orang," kata Grace.
Salah satu pemateri, Aisya Fabien juga mengungkapkan pendapatnya, "Kelasnya seru banget. Animonya menyenangkan, jadi kita bisa saling berbagi. Mudah-mudahan dengan adanya workshop ini, para peserta lebih banyak networking dan lebih berani untuk sharing ide dan berkarya”, tutur Aisya.
Worskhop "Menuju Film Komersil" diisi oleh pelaku industri perfilman nasional, seperti Jeihan Angga (Sutradara), Abdul Manaf (Produser), Ratrikala Bhre Aditya (Editor), Ezra Tampubolon (Pengarah Artistik), Etiene Caesar (Asisten Sutradara), dan Aisya Fabien (Distributor Film & Produser).
Materi yang diberikan meliputi, produserial, desain produksi, film looks, budgeting dan manajemen produksi, penyutradaraan, post production, business plan dan selling, promosi dan distribusi.
Selain itu, Festival Film Bulanan juga memberikan kesempatan pitching dengan mempresentasikan ide film yang nantinya akan mendapatkan bantuan pendanaan produksi film. (rhm)