REPUBLIK yang krisis hanya bisa disembuhkan oleh pemimpin hebat dan visioner, bukan pemimpin biasa yang tidak mampu berimajinasi membangun peradaban.
---------------------------
Oleh: Yudhie Haryono
CEO Nusantara Centre
Apa warisan terbesar 25 tahun reformasi? Ketidakberadaban publik. Tiba-tiba publik kita surplus tontonan daripada tuntunan.
Akibatnya, kita krisis etika di Republik Pancasila. Krisis moral di negara banyak agama. Krisis pangan di negeri subur. Singkatnya: surplus krisis, defisit solusi.
Padahal, Republik yang krisis hanya bisa disembuhkan oleh pemimpin hebat dan visioner, bukan pemimpin biasa yang tidak mampu berimajinasi membangun peradaban Pancasila di dunia.
Dus, pertanyaan berikutnya adalah; "bagaimana kita menghadirkan keadaban publik Indonesia?" Jawabannya adalah dengan meyakini hidup untuk bersyukur, berbahagia, berdaya, berdikari, berkelimpahan, berkeadilan, berihklas, berkolaborasi, dan bersemesta.
Sembilan mental ini akan menghadirkan kembali negara untuk melindungi, mencerdaskan, menyejahterakan dan menertibkan.
Lalu, mencetak pemerintah anti KKN yang efektif, efisien, masif, terstruktur dan sistematis. Kemudian membangun Indonesia dari kaum miskin, lemah, kalah dan kekurangan serta pinggiran.
Selanjutnya melakukan reformasi agensi dan sistem serta penegakan kedaulatan finansial, hukum dan sosial yang bermartabat, adil dan tepercaya. Terus memastikan kualitas hidup manusia Indonesia melalui pendidikan dan kebudayaan nusantara.
Merealisasikan tradisi inovasi, industri dan tekhnologi di semua bidang. Lalu, mewujudkan kemandirian dan kedaulatan ipoleksosbudhankam secara fokus, terarah dan terprogram.
Menggerakan revolusi mental demi tercetaknya generasi patriotik pewaris peradaban nusantara. Dan, terakhir adalah memperteguh kebhinnekaan dalam keikaan demi persatuan agar melihat keluar dan berorientasi mercusuar dunia.
Presiden terpilih (Pabowo Subianto) punya modal untuk menjadi pemimpin dengan imaji besar; punya modul dalam karya dan bukunya; punya model dari para pendiri Republik, idolanya. Kini, mari terus bergerak dalam dharma negara demi keadaban publik indonesia raya agar jaya.(*)