Jakarta, Harian Umum — Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Propinsi DKI Jakarta Asep Kuswanto menjelaskan, sekarang ini DLH Propinsi DKI Jakarta terus mengutamakan pengendalian sampah berteknologi tinggi untuk merealisasikan Jakarta sebagai kota global yang berwawasan lingkungan. Ini sama sesuai instruksi Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk membuat pusat pemrosesan sampah berteknologi tinggi yang pas buat dengan ongkos efektif.
Satu diantaranya, direalisasikan groundbreaking pembangunan Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Jakarta yang berada di Rorotan, Jakarta Utara, memiliki pemrosesan sampah 2.500 ton/hari, pada Senin (13/5). "Ini hari sudah dilakukan groundbreaking-nya oleh Bapak Pj. Gubernur di tempat selebar 7,87 hektar," tutur Asep.
Asep menerangkan jika tehnologi pemrosesan sampah lewat RDF ini mempunyai keunggulan dibanding tehnologi-teknologi yang lain, yaitu ongkos investasi dan operasinya cukup efektif. "Selainnya untuk kurangi sampah dengan ongkos cukup efektif, tentu saja sarana ini memberikan kesempatan untuk Pemerintah provinsi DKI Jakarta tingkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari penjualan RDF ke off-taker, satu diantaranya industri semen," jelasnya.
Selanjutnya, Asep menyebutkan, RDF yang dibuat dari pemrosesan sampah ini telah mempunyai off-taker untuk digunakan jadi bahan bakar alternative, yakni PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. "Semua hasil produksi yang capai 875 ton/hari akan secara langsung dikirimkan ke off-taker, lokasi pabriknya di Citeureup, Kabupaten Bogor. Hasil produksi itu akan lewat proses kompaksi memakai RDF Baler untuk dibungkus berwujud kubus, hingga tingkatkan efektivitas pengiriman RDF ke off-taker," papar Asep.
RDF Plant Jakarta diperkirakan akan layani 16 kecamatan di Propinsi DKI Jakarta. Terbagi dalam semua kecamatan daerah Jakarta Utara yang mencakup enam kecamatan, yaitu Cilincing, Kelapa Gading, Koja, Tanjung Priok, Pademangan, dan Penjaringan. Lantas, empat kecamatan di Jakarta Pusat, yakni Cempaka Putih, Kemayoran, Johar Baru, dan Senen, dan enam kecamatan di Jakarta Timur, yaitu Cakung, Pulogadung, Duren Sawit, Jatinegara, Matraman, dan Makasar.
Dengan design pemrosesan 2.500 ton sampah baru itu, akan hasilkan 35-40% produk RDF, 1-2% material daur kembali berbentuk logam, dan 15% berbentuk endapan, seperti beling, kerikil, pasir dan keramik. Selainnya, adalah air lindi dan kandungan air pada sampah yang bisa menguap dalam proses pengeringan.
"Kami mengetahui keutamaan pelindungan dan pengendalian lingkungan pada RDF Plant Jakarta yang akan datang. Karena itu, kami melengkapinya dengan fasilitas pengendalian air sampah, pengontrol emisi, dan zone penyangga. Pengendalian sampah dibuat bentuk tertutup dan diperlengkapi mekanisme pengontrol berbau dan debu," terang Asep.
Disamping itu, DLH Propinsi DKI Jakarta akan memakai truk sampah tipe compactor untuk mengusung sampah ke arah RDF Plant Jakarta. Hingga, bisa meminimalisasi berbau dan ceceran air lindi di sepanjang jalur perjalanan. "Nanti, bakal ada sarana mushola dan fasilitas olahraga yang bisa digunakan oleh warga umum atau pengunjung," tandas Asep.