Jakarta, Harian Umum - Kasus pneumonia misterius diduga dari bakteri mycoplasma yang membuat rumah sakit di China banjir pasien, telah terdeteksi di Indonesia, tepatnya di Jakarta.
Staf Teknis Komunikasi Kemenkes, dr Ngabila Salama, mengatakan, pengobatan pneumonia dari bakteri jenis ini perlu kehati-hatian lebih.
"Kemenkes sudah buat kewaspadaan pneumonia mycoplasma ini. Memang pengobatan tricky, perlu antibiotik yang tinggi kelasnya dan dokter hati-hati dalam memberikannya. Ada pengaruh resistensi antibiotik. Jadi, jangan asal, tanpa resep dokter," jelas Ngabila kepada wartawan, Selasa (5/11/2023).
Ia tidak menyebut berapa jumlah kasus penyakit ini yang telah ditemukan, dan anak usia berapa yang terpapar. Namun, ia meminta masyarakat agar tak sembarang mendeteksi diri terkait penyakit ini karena pengobatannya yang membutuhkan antibiotik kelas tinggi.
Menurut dia, jika ada yang merasa terpapar pneumonia dari bakteri mycoplasma, dokter akan memeriksa lebih dulu jenis kuman penyebab pneumonia yang diderita dengan tes.Polymerase chain reaction (PCR).
"Beberapa dokter, terutama dokter anak, melakukan pemeriksaan PCR untuk mengetahui spesifik kuman penyebab pneumonia untuk memberikan terapi yang lebih spesifik dan mencegah resistensi antibiotik karena digunakan berlebihan. Pemeriksaan ini bukan kewajiban, sehingga dilakukan secara mandiri/berbayar," katanya.
Ngabila menjelaskan, pemeriksaan melalui PCR dapat melihat apa penyebab pneumonianya karena virus, bakteri, atau bakteri atypical seperti mycoplasma ini memerlukan jenis obatnya berbeda.
"Kalau penyebab virus, (lalu) dikasih antibiotik kan kurang tepat dan efek jangka panjangnya malah bisa menyebabkan resistensi antibiotik," jelas dia.
Di sisi lain, Ngabila mengatakan pneumonia mycoplasma sebetulnya bukan penyakit baru di Indonesia, tetapi harus diwaspadai bahwa secara umum, kasus pneumonia memang tengah meningkat.
Karena itu, dia berpesan agar masyarakat menjaga pola hidup bersih dan sehat.
"Nemu mycoplasma di Indonesia? Pasti. Kami sudah punya data 2022 di DKI ada. 2023 ada beberapa sudah, kami masih pendataan. Dan ini bukan penyakit baru. Tapi yang perlu kita sorot, pneumoni sendiri meningkat mulai karena virus, bakteri," ujar dia.
Untuk diketahui, kasus pneumonia misterius menggemparkan China dan membuat rumah sakit sempat penuh, khususnya di Beijing dan China bagian utara.
Penyakit ini juga sudah terdeteksi dan menyebar di Belanda. (man)