Jakarta, Harian Umum - Sejumlah warga Kabupaten Takalar mengeluhkan Gas LPG atau elpiji. Warga yang bernama, Nurdin, mengaku bahwa warga di sekitar tempat tinggalnya kesulitan memperoleh LPG 3 kg sejak menjelang Idul Fitri hingga sekarang. seperti dilansir Antara.
"Kalau pun ada, stoknya sangat terbatas sehingga harus berlomba dengan pembeli yang lain untuk mendapatkannya. Tidak sampai sehari, ketersediaannya di berbagai kios langsung diserbu," katanya.
Nurdin mengatakan, untuk mendapatkan LPG bahkan dirinya harus melalui beberapa desa sekitar. itupun ia harus mengeluarkan budget lebih besar Rp 20-30ribu dari harga ecer normal hanya Rp 18 ribu.
Seorang penjual gas LPG di Galesong bernama Muliati, mengungkapkan harus memesan beberapa hari sebelum distribusi pangkalan sampai ke agen-agen. Sebab jika terlambat maka dipastikan dirinya tidak kebagian.
"Susah sekali dapatnya, kami beli di agen sampai Rp16 ribu per unit, naik Rp500," katanya.
Supervisor Communication Pertamina MOR VII, Ahad Rahedi mengatakan peningkatan konsumsi memang cenderung signifikan sejak H-2 Lebaran hingga saat ini khusus di Kabupaten Takalar. Peningkatan kebutuhan sudah diantisipasi melalui penambahan pasokan hingga operasi pasar.
"Di Takalar memang signifikan peningkatannya. Peningkatan terindikasi sejak H-2, karena itu kami sudah siapkan pasokan lewat operasi pasar," katanya via pesan di gawai, seperti dikutip dari Antara, Selasa, 11 Juni 2019.
Pada Sabtu lalu (8/06/2019), PT Pertamina MOR VII telah melakukan operasi pasar di tiga titik secara serentak termasuk pada wilayah Kabupaten Takalar. Di antaranya Lapangan Larigau Galesong Kota dan Lapangan Bonto Kassi Galesong Selatan.
Semua gas terjual habis sebanyak 560 hingga 600 unit setiap titik operasi pasar. Selain itu, Pertamina MOR VII telah menambah penyaluran tabung 29 persen bulanan normal atau setara 74.480 tabung di Kabupaten Takalar selama memasuki Ramadan dan Idul Fitri.
"Terkait tabung subsidi, kami tidak bisa bicara soal kuota karena sudah ditentukan masing-masing wilayah," katanya.
Langkanya LPG 3 kg atau gas melon berakibat pada harga gas yang melambung tinggi. Menanggapi hal tersebut, Ahad menyatakan pihaknya hanya bertanggungjawab untuk pangkalan yang tidak boleh melampau HET yang ditentukan.
Pertamina MOR VII telah melakukan antisipasi di Sulawesi Selatan dengan penambahan pasokan sebesar 9,4 persen untuk gas bersubsidi tersebut.(tqn)