Jakarta, Harian Umum- Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) mengecam keras tindakan represif aparat Polri terhadap aksi mahasiswa HMI MPO saat memperingati 20 Tahun Reformasi di depan Istana Negara, Senin (21/5/2018).
Pasalnya, kebrutalan itu membuat tujuh mahasiswa, termasuk pimpinan organisasinya, luka parah dan dirawat intensif di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Tarakan, Jakarta.
“Aksi damai HMI MPO adalah hal konstitusional di era demokrasi. Seharusnya Polri menangani dengan bijak tanpa harus ada pemukulan dan pembubaran secara brutal. Kemandirian Polri agar humanis profesional hingga lepas dari militer Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) adalah buah perjuangan mahasiswa dan rakyat saat Reformasi 1998 dulu,” ujar Ketua Majelis ProDEM, Syafti Hidayat, melalui siaran tertulisnya, Selasa (22/5/2018).
Ucok, sapaan akrab Syafti, menilai bahwa rezim Jokowi-JK memang telah salah mengelola negara dan melupakan janji kampanye pada Pilpres 2014. Kritik yang kian marak di berbagai media hingga viralnya tagar #2019GantiPresiden adalah bukti nyata keresahan rakyat atas berbagai persoalan kesejahteraan ekonomi yang kian buruk, serta kegaduhan politik yang kerapkali malah berasal dari lingkungan Istana Negara.
“Segera bebaskan tanpa syarat dan obati para aktivis HMI MPO hingga pulih. Sebaiknya Jokowi dan para elite penguasa legawa atas gelombang protes mahasiswa dan rakyat dengan cara mewujudkan janji Nawacita dan Trisakti,. Kalau tak sanggup lebih baik mundur saja,” kecam dia.
Untuk diketahui, pada Senin (21/5/2018), ratusan mahasiswa HMI MPO cabang Jakarta melakukan aksi di depan Istana Negara dengan tema “Refleksi 20 tahun Reformasi: Jokowi Pemimpin Haram”.
Ada empat tuntutan yang disampaikan mahasiswa dalam aksi itu, yakni:
1. Menuntut Jokowi-JK untuk mundur karena telah gagal menjalankan tugasnya dan telah berlaku munafik
2. Meminta anggota DPR RI untuk segera mengevaluasi kepemimpinan Jokowi-JK
3. Meminta anggota MPR untuk mencabut mandat Jokowi-JK
4. Mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk turun ke jalan dalam rangka mendesak Jokowi-JK turun dari Jabatannya.
Aksi yang diwarnai pembakaran ban oleh mahasiswa itu berujung chaos karena polisi mengamuk dengan menghajar mahasiswa peserta aksi.
Seorang warganet pemilik akun @LoverUlama mengabarkan kalau tujuh mahasiswa yang terluka kini dalam keadaan sekarat.
"Peringatan 20 tahun reformasirusuh di depan istana. MOHON DUKUNGAN DAN DOA BUAT ADIK-ADIK MAHASISWA KARENA DALAM KEADAAN SEKARAT. Saat ini 7 mahasiswa HMI MPO masuk rumah sakut Tarakan ruang IGD dengan kondisi kritis," katanya, Selasa (22/5/2018).
Berikut ketujuh nama mahasiswa tersebut:
1. Al Azhar Musa (Ketua Cabang HMI MPO)
2. Irfan Maftuh (Korlab Aksi/ketua umum Front Nasional MPI),
3. Arnol (HMI MPO)
4. Ahmad Kerley (HMI MPO),
5. Alfian (HMI MPO)
6. Arif Ibnu Halim (HMI MPO)
7. Lucky Mahendra (HMI MPO)
ProDEM menegaskan akan terus mendukung perjuangan gerakan mahasiswa untuk selalu menjadi penjaga moral bangsa di tengah gempuran neoliberalisme yang semakin menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tercinta. (rhm)