Jakarta, Harian Umum - Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM);DKI Jakarta Tobaristani, Selasa (9/7/2024) memonitoring pelaksanaan Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di dua lokasi, yakni SDN Pela Mampang 03, Jakarta Selatan, dan SMAN 78 Kemanggisan, Jakarta Barat.
Kegiatan yang wajib diikuti peserta didik baru di awal tahun ajaran tersebut, termasuk Tahun Pelajaran 2024/2025 ini, bertujuan agar peserta didik memperoleh pengalaman baru yang menyenangkan melalui berkenalan dan berkolaborasi dengan teman-teman baru.
'Mengenal lingkungan sekolah dan budaya sekolah, baik untuk tingkat SD, SMP maupun SMA, dapat menjadikan siswa-siswi sebagai insan yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia dan memiliki semangat serta daya juang yang tinggi. Sebab, selama mengikuti MPLS, mereka diperkenalkan dengan segala kekhasan dan karakteristik sekolahnya, baik dalam aspek layanan kegiatan belajar mengajar, aktivitas ekstrakulikuler, sarana dan prasarana yang dimiliki, serta tenaga pendidik dan kependidikan yang ada," jelas Toba melalui siaran tertulis.
Ia menyebut, banyak materi yang disampaikan selama MPLS, di antaranya tentang "3 Dosa Besar" dalam pendidikan di Indonesia.
Materi ini diberikan, jelas Toba, agar menjadi perhatian siswa/siswi dan menjauhkan diri dari hal-hal yang membahayakan dan merugikan para siswa/siswi di masa kini maupun akan datang.
"Istilah "3 Dosa Besar" dalam dunia pendidikan di Indonesia pertama kali dicetuskan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim pada awal 2022. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan tiga permasalahan krusial yang harus segera diatasi di lingkungan pendidikan," jelas Toba lagi.
Ketiga dosa besar tersebut yaitu:
1. Kekerasan Seksual: Meliputi pelecehan seksual, eksploitasi seksual, dan perundungan seksual yang terjadi di lingkungan sekolah.
"Permasalahan ini dapat berakibat trauma mendalam bagi korban, mengganggu proses belajar mengajar, dan menciptakan rasa tidak aman di sekolah," jelas Toba lagi.
2. Perundungan (Bullying): Termasuk segala tindakan agresif yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan tujuan untuk menyakiti, mengintimidasi, atau merendahkan orang lain. Perundungan dapat berakibat depresi, kecemasan, dan bahkan bunuh diri bagi korban.
3. Intoleransi: Sikap tidak menghargai dan menghormati perbedaan, baik suku, agama, ras, maupun golongan. Intoleransi dapat memicu konflik dan perpecahan di lingkungan sekolah, serta menghambat proses belajar mengajar yang inklusif dan menghargai keberagaman.
Menurut Toba, Kemendikbudristek sendiri telah mengambil langkah-langkah strategis untuk memerangi tiga dosa besar ini, di antaranya:
1. Menerbitkan regulasi sebagai berikut:
a. Permendikbud Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Satuan Pendidikan, dan
b. Permendikbud Nomor 37 Tahun 2023 tentang Pencegahan, Penanggulangan, dan Pemulihan Perundungan di Satuan Pendidikan.
2. Membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual dan Satgas Pencegahan, Penanggulangan, dan Pemulihan Perundungan.
3. Memberikan pelatihan kepada pendidik dan tenaga kependidikan untuk mengenali tanda-tanda, mencegah, dan menangani kekerasan seksual dan perundungan.
4. Meningkatkan edukasi kepada peserta didik tentang pentingnya toleransi dan menghargai perbedaan.
5. Membangun budaya pelaporan yang aman dan nyaman bagi korban kekerasan seksual dan perundungan.
"Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dalam memerangi tiga dosa besar ini. Diperlukan peran aktif dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk orang tua, masyarakat, dan organisasi sipil, untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan, perundungan, dan intoleransi," kata Toba.
Ia meyakini, dengan bersama-sama memerangi tiga dosa besar ini, bangsa Indonesia dapat mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter untuk generasi penerus bangsa.
Jumlah siswa yang mengikuti MPLS di SMAN 78 sebanyak 395 orang, sementara jumlah siswa di SDN Pela Mampang 03 yang mengikuti MPLS sebanyak 32 orang.
Toba mengatakan, MPLS di kedua sekolah itu berlangsung dengan lancar dan para siswa pun terlihat bersemangat dalam mengikuti MPLS.
"Saya juga melihat para siswa itu menyimak setiap materi yang diberikan dengan baik. Kita berharap dengan mendapatkan materi-materi itu, termasuk tentang 3 Dosa Besar, mereka menjadi siswa/siswi yang berkarakter baik, karektaer yang menghargai perbedaan, toleran, dan dapat memilah mana yang baik dan yang buruk, serta menjauhkan yang buruk. Kita berharap mereka menjadi anak-anak yang gemilang selama menjadi pelajar, dan juga gemilang di masa depan," tutup Toba. (rhm)