Jakarta, Harian Umum - Pemprov DKI Jakarta melalui Biro Perekonomian meminta masyarakat agar tidak melakukan panic buying dan bijak dalam konsumsi untuk menyikapi kenaikan harga pangan menjelang hari Raya Idul Fitri 1445 H/2024.
"Stok cukup dan inflasi terkendali. Kalau panic buying, harga malah menjadi fluktui," ujar Kepala Biro Perekonomian dan Keuangan DKI Jakarta, Mochamad Abbas, dalam acara Balkoters Talk bertajuk "Jakarta Merawat Daya Beli, Mengendalikan Inflasi" di Press Room Balaikota DKI Jakarta, Kamis (28/3/2024).
Acara ini diselenggarakan oleh Koordinatoriat Wartawan Balaikota DKI Jakarta, dan menghadirkan tiga narasumber. Selain Abbas, dua lainnya adalah anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta Esti Arimi Putri dan Direktur Jakarta Barometer Jim Lomen Sihombing.
Abbas menjelaskan, berdasarkan grafik yang telah disusun berdasarkan data yang dikumpulkan sejak 2019, setiap menjelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, tren kenaikan harga pangan pasti terjadi.
"Penyebabnya ekspektasi masyarakat. Karenanya, ekspektasi itu harus dijaga, karena dalam niaga kan ada dua komponen yang saling mempengaruhi, yakni suplay dan demand. Kalau permintaan tinggi sementara suplay tetap atau menurun, itu bisa memicu inflasi (kenaikan harga barang). Apalagi karena 98% kebutuhan masyarakat Jakarta didatangkan dari daerah lain," katanya.
Abbas memastikan bahwa pasokan pangan selalu diawasi untuk mencegah adanya spekulan yang menimbun pasokan, sehingga terjadi kelangkaan pasokan dan menyebabkan harga merangkak naik.
"Kita mengawasi, dan juga ada Satgas Pangan Polda Metro Jaya," katanya.
Esti sepakat dengan Abbas bahwa setiap menjelang Ramadhan dan Hari Raya, terjadi tren kenaikan harga pangan.
"Tapi kabar baiknya adalah Pasar Tanah Abang telah mulai menggeliat kembali, karena ini pertanda perekonomian kita masih bergerak meskipu saat ini sedang dalam.perlambatan," katanya.
Ia juga sepakat agar masyarakat jangan panic buying, apalagi karena stock pangan untuk menyambut Lebaran, cukup.
Sementara Jim Lomen mengingatkan tentang kondisi daya masyarakat yang saat ini melemah, sehingga masyarakat memperhitungkan benar setiap pengeluaran,. Maka jika terjadi inflasi, kehidupan masyarakat akan semakin tertekan.
Ia menyebut bahwa pelemahan daya beli masyarakat itu bukan hanya pada sektor pangan, tetapi dengan memberikan ilustrasi-ilustrasi berdasarkan apa yang terjadi pada orang-orang di sekitar keluarganya, ia.menyebut bahwa melemahnya daya beli itu juga terjadi pada sektor transportasi dan pendidikan.
"Biaya transportasi sekarang lebih mahal dibanding sebelum adanya kenaikan harga BBM. Biaya pendidikan pun mahal," katanya.
Maka, ia menyarankan kepada Dinas Pendidikan agar melakukan intervensi untuk membantu masyarakat yang kesulitan membiayai pendidikannya.
Mengutip infopangan.jakarta.go.id, pada Kamis (28/3/2024) ini harga beras tertinggi adalah beras muncul (Rp16.370/kg), sementara minyak goreng curah Rp16.557/kg.
Harga cabai merah keriting Rp51.810/kg, harga cabai merah besar Rp66.529/kg, bawang merah Rp40.210/kg, bawang putih Rp42.815/kg, ayam broiler/ras Rp42.333/kg dan telur ayam ras Rp31.131/kg. (rhm)