Jakarta, Harian Umum - Acara Silaturahmi yang diselenggarakan Forum Tanah Air (FTA) di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (28/9/2024), dipersekusi sekelompok orang yang menamakan diri Aliansi Cinta Tanah Air.
Saat acara baru berlangsung beberapa menit, tiba-tiba beberapa dari massa yang berdemonstrasi di depan hotel tersebut menyerbu masuk dan mencopot backdrop, merusak layar infocus, mematahkan standing microphone dengan cara dihantamkan ke meja, dan lain-lain.
Seketika suasana gaduh. Panitia dan peserta yang hadir tak tinggal diam. Mereka mengusir massa tersebut, dan membuat mereka kembali ke kelompoknya.
Akan tetapi tak lama kemudian massa yang berjumlah puluhan orang dan membentangkan spanduk yangisi ya antara lainmenudih Tata Kesantra, ketua umum FTA, sebagai antek asing, serta menuduh Din Syamsuddin sebagai presiden ovokator serta pemecah belah bangsa, berusaha merangsek memasuki hotel, tetapi dicegah polisi.
Selang tak lama kemudian, terlihat polisi menyertai sekitar lima orang dari massa tersebut dan menyilahkannya duduk di ruang tunggu hotel.
"Kita mau mereka dibubarkan, karena mereka melakukan provokasi! Kami ini ini cinta NKRI, kami tak ingin bangsa ini dipecah belah,' kata seorang dari mereka.
Polisi mengatakan bahwa acara FTA akan selesai pada pukul 12:00 WIB, dan mereka sedang makan siang, tetapi orang dari massa yang menamakan diri Aliansi Cinta Tanah Air itu ngotot agar acara FTA dibubarkan saat itu juga, sehingga polisi marah.
"Kami sudah berupaya mengerti kalian, sekarang kalian yang harus mengerti, jangan bikin keributan. Ini hotel, banyak tamu di sini!" tegas polisi.
Di ruang Magzi Ballroom Hotel Grand Kemang, tempat di mana silaturahmi FTA diselenggarakan, suasana tidak lagi kondusif. Apalagi karena berkali-kali ada kabar kalau massa akan kembali merangsek masuk.
Di antara semua undangan yang hadir, tak terlihat ada inisiator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang juga mantan Ketum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin. Sepanjang yang harianumum.com lihat, tokoh nasional yang hadir di antaranya Rizal Fadillah, Ichsanudin Noorsy, Abraham Samad, Marwan Batubara, Tifauzia Tyassuma, Tito Roesbandi, Aziz Yanuar, dan lain-lain.
Ketua FTA Indonesia, Donny Handricahyono, menyesalkan terjadinya persekusi ini.
"Kami menyayangkan terjadinya anarkisme ini. Indonesia ini negara demokratis, dan kejadian ini dilihat oleh seluruh dunia," katanya.
Ia mengingatkan bahwa FTA adalah forum diaspora yang berkantor pusat di New York, Amerika, dan memiliki.perwakilan di 21 negara di 5 benua, sehingga apa yang terjadi ini akan dilihat dunia.
"Kami adalah anak bangsa, kami di sini berdiskusi untuk mencari solusi mana yang terbaik untuk Indonesia ke depan, tetapi yang terjadi seperti ini," sesalnya.
Hal senada dikatakan Sekretaris FTA Ida N Kusdianti. Dia bahkan membantah tudingan massa yang menyebut acara FTA bertujuan memprovokasi, dan bahkan membantah Tata Kentara adalah agen asing.
"FTA ini forum diskusi untuk mencari solusi yang hasilnya nanti akan kita sampaikan kepada presiden berikutnya (Prabowo Subianto, red), kita tidak melakukan provokasi apapun karena yang kita lakukan dalam acara ini adalah menyerap masukan dari para tokoh yang hadir," katanya.
Ia menegaskan bahwa Tata Kentara dan semua yang tergabung dalam FTA membuat acara ini karena prihatin pada kondisi bangsa saat ini dan ingin ke depan Indonesia menjadi lebih baik.
"Kalau mereka bilang mereka cinta Indonesia, kami juga cinta Indonesia. Bahkan cinta kami kepada Indonesia bisa jadi jauh melebihi mereka, karena kami sedang memperjuangkan agar Indonesia menjadi lebih baik, sementara justru membela orang-orang yang merusak negeri ini," katanya.
Isu yang berhembus menyebutkan, massa Aliansi Cinta Tanah Air adalah massa bayaran. Mereka diterjunkan karena ada pihak yang terganggu dengan aktivitas FTA yang terlihat tidak segaris/sejalan dengan pemerintahan Jokowi. (rhm)