Jakarta, Harian Umum- Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Yon Machmudi menilai sentilan Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri yang menyebutkan Jakarta semakin amburadul merupakan langkah politik untuk mendegradasi prestasi dan kinerja Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Namun di sisi lain, Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi yang merupakan kader PDI-P dianggap tidak sejalan dengan Megawati Soekarnoputri. Pras dianggap bermanuver sendiri untuk menyelamatkan alokasi anggaran untuk kegiatan yang harus dijalankan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Bisa saja ada misskomunikasi dan miss koordinasi dalam partai politik. Harusnya partai politik yang besar seperti PDI-P, atas segala kebijakan apapun dari atas sampai bawah itu serempak sama. Tidak ada sesuatu yang miss," ujar Machmudi, Di Jakarta, Jum'at (20/11).
Belakangan, politik Jakarta terus memanas usai Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menyentil Anies Baswedan. Namun, sentilan itu tidak selaras dengan fakta-fakta di lapangan. Terlebih, Anies memboyong beragam penghargaan dari berbagai kalangan, mulai transportasi berkelenajutan tingkat dunia hingga terakhir kemarin dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)
"Kita lihat dulu, kapasitas Megawati itu kan sebagai ketua umum partai politik, refrentasi PDIP yang mencoba untuk melihat Anies Baswedan sebagai potensi rival dalam kontestasi kepemimpinan nasional atau pilpres. Maka wajar ada semacam statemen yang bisa mendegradasi prestasi atau kinerja Anies sebagai gubernur DKI Jakarta," katanya.
Machmudi beranggapan, sikap Ketua DPRD DKI Jakarta yang terkesan acuh atas sentilan Megawati itu hanya untuk menyelamatkan dinamika lokal semata. Menurutnya, Pras harus tetap menjalin hubungan yang baik dengan Gubernur DKI Jakarta agar kepentingannya bisa terakomodir.
"Ketua DPRD DKI itu, walau dari partai yang bersebrangan dengan gubernur, dia harus tetap menjalin hubungan baik dengan gubernur. Ini menyangkut dengan alokasi (anggaran) untuk berbagai kepentingan daerah yang harus didapatkan oleh ketua DPRD. Dengan cara menjalin hubungan atau mendekat ke arah gubernur saat ini. Jadi, tidak harus dia mengikuti manuver oleh pimpinan pusat," jelasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengatakan bahwa Jakarta semakin amburadul. Hal ini diutarakan saat Universitas Negeri Jakarta (UNJ) memberikan penghargaan "Kota Mahasiswa" atau "City of Intellect" untuk Kota Semarang yang dipimpin oleh kader PDI-P Hendrar Prihadi.
"Saya bilang Jakarta ini menjadi amburadul. Karena apa, ini tadi seharusnya City of Intellect ini dapat dilakukan tata kotanya, masterplan-nya, dan lain sebagainya," kata Mega dalam pidatonya. (hnk)