Jakarata, Harian Umum - Militer Amerika Serikat secara tiba-tiba meluncurkan 59 rudal tomahawk yang ditembakkan dari kapal perangnya di wilayah Laut Tengah, mengarah ke sebuah pangkalan udara di Suriah pada Kamis malam (6/4/2017) waktu setempat. Serangan ini menjadi serangan pertama pihak AS kepada Pemerintahan Suriah. Selain itu juga menjadi perintah militer paling dramatis pertama yang diambil Donald Trump sejak memegang jabatan sebagai Presiden AS.
Seorang pejabat di Washington DC, yang dikutip Associated Press mengungkapkan, aksi ini merupakan pembalasan atas serangan senjata kimia mengerikan, terhadap warga sipil di Suriah yang dilakukan oleh rezim Bashar al-Assad. Sebelumnya, Trump yang melihat foto-foto anak-anak tewas dalam serangan kimia, menyebut aksi tersebut sebagai aib bagi kemanusiaan.
AS meyakini Suriah menjadi pihak yang bertanggung jawab dalam serangan udara menggunakan zat beracun yang diduga gas sarin.
Presiden Trump tidak mengumumkan serangan itu diawal, tetapi ia dan pejabat keamanan nasional AS lainnya mengeluarkan peringatan kepada Pemerintah Suriah sepanjang hari Kamis kemarin.
"Saya pikir, apa yang terjadi di Suriah adalah salah satu kejahatan yang benar-benar mengerikan dan seharusnya tidak terjadi dan itu tidak boleh dibiarkan terjadi," tegas Trump saat bersama wartawan dalam penerbangan dengan Air Force One menuju Florida guna mengadakan pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping.
Serangan ke pangkalan udara Suriah terjadi bersamaan dengan pertemuan Trump dan Xi yang salah satunya akan membahas mengenai isu keamanan yang menggangu AS, yakni program nuklir Korea Utara.
Arab Saudi Dukung Sepenuhnya Serangan Amerika ke Suriah
Sementara itu Kerajaan Arab Saudi menyatakan mendukung sepenuhnya serangan Amerika Serikat terhadap target militer Suriah.
"Seorang sumber layak dipercaya di Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa Kerajan Arab Saudi mendukung penuh operasi militer Amerika terhadap fasilitas militer Suriah yang dianggap bertanggung jawab atas penggunaan senjata kimia melawan warga sipil tak berdosa," tulis kantor berita SPA, Jumat, 7 April 2017.
Dalam pernyataan tersebut juga berisi pujian terhadap Presiden Donald Trump yang telah mengambil keputusan berani.
"Pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad harus bertanggung jawab atas serangan militer yang dilakukan Selasa pekan lalu." katanya
Selain Arab Saudi, pemerintah Selandia Baru juga memberikan dukungan sepenuhnya. Sekutu AS di ANZUs, Pakta Pertahanan Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, ini bisa memahami apa yang dilakukan oleh Trump terhadap Suriah.