Jakarta, Harian Umum- PT Wijaya Karya (WIKA), kontraktor proyek light rail transit (LRT), mengaku membutuhkan waktu dua minggu untuk menginvestigasi penyebab ambruknya beton kontruksi koridor Velodrome Rawamangun-Kelapa Gading yang berada di kawasan Kayu Putih, Jakarta Timur, Senin (22/1/2018) dini hari lalu.
"Kita belum tahu apa penyebab kejadian ini, karena apa yang sedang dikerjakan saat itu sebenarnya merupakan hal yang rutin, dan SOP (standar operational procedur) juga diikuti," ujar General Manager PT WIKA, Agung Budi, dalam rapat dengan pendapat dengan Komisi B DPRD DKI Jakarta di ruang rapat komisi, Sels (23/1/2018).
Ia menambahkan, untuk kepentingan investigasi ini pihaknya telah mengambil sample dari lokasi kejadian untuk diuji di labortaorium forensik, serta menanyai para korban.
Hal senada dikatakan Dirut PT Jakarta Propertindo Setya Hetagandi. Ia mengatakan, ambruknya beton LRT di segmen 58-59 itu susah dijelaskan, karena segmen itu patah di tengah. Padahal saat itu di kiri segmen telah diberi tiga tali, di kanan tiga tali dan di tengah empat tali.
"Kalau investigasi selesai, akan terjawab mengapa segmen itu bisa patah," imbuhnya.
Seperti diketahui, ambruknya beton itu membuat lima pekerja proyek milik PT Jakarta Propertindo (Jakpro) itu terluka, dimana dua di antaranya terluka parah dan masih dirawat di RS Colombia Asia.
Dalam rapat itu terungkap, di antara kedua korban itu ada yang mengalami patah pada tulang rusuk, dan Agung mengatakan, biaya perawatan kedua korban tersebut akan ditanggung PT WIKA, dan gaji keduanya juga akan tetap dibayarkan meski keduanya tak dapat bekerja.
Ketua Komisi B Yusriah Dzinnun meminta PT Jakpro dan PT WIKA agar transparan dalam mengungkap penyebab musibah ini, karena proyek LRT dibiayai dengan APBD.
"Jangan sampai ada yang ditutup-tutupi. Kalau mungkin hasil investigasi dipublikasikan melalui konferensi pers," ujar politisi PKS itu.
Dari rapat ini juga terungkap kalau meski mengalami musibah, PT WIKA dan Jakpro menjamin kalau proyek sepanjang 5,8 kilometer ini akan rampung pada Mei 2018, sesuai target.
Saat ini pembangunan telah rampung lebih dari 80%. (rhm)







