Kenya, Harian Umum-Komunitas Konservasi Ishaqbini Hirola memasangkan alat pelacak GPS kepada spesies terakhir Jerapah Putih, di Kenya. Kelompok konservasi ini akan memantau pergerakan jerapah jantan itu secara real time sehingga bisa terhindar dari pemburu yang selalu datang di bagian timur laut Kenya.
"Alat pelacak itu dipasang di salah satu tanduk jerapah pada 8 November lalu. Alat pelacak itu akan memberikan informasi terbaru setiap satu jam terkait keberadaan jerapah tersebut sehingga memudahkan para penjaga hutan untuk menjaga agar hewan unik ini aman dari pemburu," ujar Manajer Komunitas konservasi itu, Mohammed Ahmednoor, seperti dikutip BBC, Kamis (19/11).
Jenazah tersebut memiliki kondisi genetik langka bernama leucism yang membuatnya kehilangan pigmentasi kulit. Jerapah putih ini merupakan spesies terakhir setelah pemburu membunuh dua ekor jerapah putih lain pada Maret lalu.
Para penjaga hutan khawatir jerapah putih ini akan mengalami nasib yang sama seperti dua jerapah putih lainnya itu, yakni seekor betina dan anaknya yang berusia tujuh bulan yang memiliki kondisi yang sama dengannya.
Bangkai kedua jerapah itu ditemukan di kawasan konservasi di timur laut Garissa, Kenya, tempat jerapah putih jantan ini hidup sendirian. Ahmednoor berterima kasih kepada para pelestari alam atas bantuan mereka dalam melindungi jerapah dan satwa liar lainnya. (hnk)