Gaza, Harian Umum - BIsrael terus membom Rafah dan seluruh Jalur Gaza di saat warga Palestina masih terjebak setelah perebutan persimpangan Rafah di perbatasan dengan Mesir.
"Pasukan Israel membunuh warga Palestina secara tidak sah pada “tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya”, tanpa takut akan dampak buruk dari pemerintah," kata Aljazeera, Rabu (8/5/2024), mengutip laporan terbaru Human Rights Watch (HRW).
Laporan tersebut didasarkan pada penelitian terhadap pembunuhan 8 warga Palestina antara Juli 2022 dan Oktober 2023, di mana ditemukan bahwa pasukan Israel “secara salah menembak atau dengan sengaja mengeksekusi” orang-orang tersebut, meskipun mereka tidak menimbulkan ancaman keamanan bagi Israel.
HRW mencontohkan insiden di mana Israel berulang kali menembak seorang pria di Jenin saat pria itu merangkak di tanah dalam keadaan terluka. Dalam kasus lain, Israel menembak mati seorang anak berusia 15 tahun di Tulkarem, dan juga menembaki ayah anak itu katikandi ayah mencoba mengambil jenazah anaknya..
Baik ayah maupun anak laki-laki tersebut tampaknya tidak membawa senjata, menurut rekaman yang ditinjau oleh HRW.
“Praktik pemerintah Israel yang permisif dan diskriminatif dalam penggunaan kekuatan dan impunitas yang endemik adalah salah satu aspek dari apartheid dan kekerasan struktural yang dihadapi warga Palestina setiap hari,” kata Richard Weir, peneliti senior krisis dan konflik di kelompok hak asasi manusia.
Ia meyakini, tragedi ini akan terus berlanjut.
“Pembunuhan di luar hukum di Tepi Barat akan terus berlanjut selama penindasan sistemik pemerintah Israel terhadap warga Palestina terus berlanjut,” kata Weir.
Kebrutalan Israel terhadap warga Pelastina ini mendapat sorotan tajam dari Sekjen PBB Antonio Guterres
"Invasi besar-besaran ke Rafah oleh pasukan Israel akan menjadi “kesalahan strategis, bencana politik, dan mimpi buruk kemanusiaan,' katanya. (rhm)