Lombok, Harian Umum- Dua gempa susulan berskala besar kembali mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (19/8/2018), membuat warga panik dan memicu longsor di Gunung Rinjani.
Data bmkg.go.id menyebutkan, gempa kuat itu mengguncang pada pukul 11:06:13 WIB dengan skala 5,4 pada skala Rutcher (SR). Gempa ini berumber pada kedalaman 10 kilometer dengan titik kordinat 8.26 Lintang Selatan (LS) - 116.62 Bujur Timur (BT) atau berada 25 kilometer timur laut Lombok Timur, NTB.
Gempa kedua berkekuatan lebih besar, yakni 6,5 SR, mengguncang pada pukul 11:10:22 WIB. Gempa ini juga berada pada kedalaman 10 kilometer dengan titik kordinat 8.24 LS - 116.66 BT atau berada di 32 kilometer timur laut Lombok Timur.
"Gempa tidak berpotensi tsunami," jelas Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, kepada TVOne.
Data yang dihimpun menyebutkan, dua gempa susulan berskala besar ini membuat warga Lombok yang masih trauma akibat gempa berkekuatan 7 SR pada 5 Agustus lalu, berlarian menyelamatkan diri.
"Masyarakat Sembalun meninggalkan sepeda motornya saat merasakan guncangan keras akibat gempa 6.5 SR, (lalu) berlarian. Mereka berkumpul di tempat yang aman. Longsor terjadi di beberapa titik di lereng Gunung Rinjani. Belum ada laporan adanya korban jiwa dan kerusakan," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui akun Twitter-nya, @Sutopo_PN.
"Longsor terjadi di lereng perbukitan Pegangsingan Gunung Rinjani di Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Lombok Timur. Longsor terjadi akibat gempa susulan 6,5 SR pada 19/8/2018 pukul 11.10 WIB. Masyarakat merasakan guncangan keras. Masyarakat segera keluar rumah," kata Sutopo lagi.
Dwikorita meminta masyarakat tidak panik dan tidak lari ke arah gunung karena batuan di gunung rapuh akibat gempa, sehingga justru menjadi berbahaya jika berlari ke sana.
"Lokasi yang paling aman yaitu di tempat lapang," katanya.
Ia menjelaskan, gempa besar yang terjadi hari ini merupakan fase gempa susulan, namun fluktuatif, dan dia memperkirakan, bisa saja terjadi gempa susulan berikutnya, namun pada umumnya kekuatan gempa tersebut lebih rendah.
"Dari analisis kami, gempa yang magnitudonya lebih dari 6 (SR) kemungkinannya kecil karena patahan yang memicu gempa itu juga sudah lelah, dia sudah berguncang berkali-kali, energinya semakin habis," katanya.
Ia berharap warga Lombok tidak panik karena BMKG terus memantau perkembangan gempa ini.
"Sekali lagi (kami katakan) tidak ada tsunami," tegasnya. (rhm)







