Bogor, Harian Umum- Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, Minggu (28/10/2018), sekitar 125 mahasiswa dan pemuda perwakilan dari sejumlah universitas di Indonesia mengeluarkan pernyataan sikap mendukung pasangan nomor urut 2 pada Pilpres 2019, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, dan berjanji akan memperjuangkan kemenangannya melawan pasangan nomor urut 1 Jokowi-Ma'ruf Amin.
Pernyataan sikap pemuda dan mahassiswa yang tergabung dalam Koalisi Mahasiswa dan Pemuda Menangkan (KMPM) Prabowo-Sandi itu disampaikan di Rumah Juang Relawan Pendukung Prabowo (RPP) 2019 di Jalan Pasir Karet, Kelurahan Cijayanti, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Para pemuda dan mahasiswa ini merupakan perwakilan dari universitas di Papua, Maluku, DKI Jakarta, Bogor, Makassar dan Palembang," ujar Pembina Pemuda dan Mahasiswa RPP, Joe Rumagit, di sela-sela acara.
Pembacaan pernyataan sikap yang semula dijadwalkan berlangsung pada pukul 14:30 WIB, molor hingga mejelang magrib karena kawasan Bogor disiram hujan, dan pada saat acara akan berlangsung, listrik mendadak padam. Praktis selama acara berlangsung pengeras suara tak dapat digunakan, dan untuk menerangi kegiatan ini digunakan lampu dari ponsel dan kamera.
Meski halaman Rumah Juang pun menjadi becek, para peserta tetap bersemangat. Apalagi karena sekitar 50 ibu-ibu yang menyatakan diri sebagai Barisan Emak-emak RPP, ikut memberikan pernyataan sikap dengan suara yang lantang dan menggelegar, dan kemudian ramai-ramai menyanyikan lagu 'Maju Tak Gentar'. Tak peduli meski cuaca terasa agak dingin.
"Kami, Barisan Emak-emak RPP, menyatakan akan berjuang dan memenangkan Pak Prabowo menjadi presiden di 2019!" teriak Saskia, salah satu juru bicara Barisan Emak-emak RPP.
Emak-emak ini mengaku, mendukung Prabowo karena menginginkan adanya perubahan dan ingin NKRI kembali menjadi negara yang berdaulat.
"2019 Prabowo Presiden!" teriaknya lagi, dan disambut oleh para hadirin dengan gegap gempita.
Presiden KMPM Prabowo-Sandi, Zaenuddin Arsyad, dalam pernyataan sikapnya mengatakan, dalam empat tahun pemerintahannya, Jokowi-JK telah gagal menjadikan Indonesia yang kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia, menjadi negara yang maju dan mandiri. Bahkan di tangan Jokowi-JK, angka kemiskinan menurut data BPS per Maret 2018 mencapai 25,96 juta jiwa, sementara pengangguran terbuka mencapai 5,13% dan negara agraris ini justru menjadi negara pengimpor beras.
Tak hanya itu, di era Jokowi harga BBM naik hingga 12 kali, tarif daftar listrik (TDL) juga naik berkali-kali, harga kebutuhan pokok seperti telur, bertambah mahal, dan utang negara membengkak.
"Bahkan yang paling miris, saat ini rupiah telah menembus titik lemahnya, yaitu 15.000/dolar AS, sehingga ekonomi kita sangat mengkhawatirkan," katanya.
Karena alasan-alasan tersebut, juga karena di era pemerintahan Jokowi kondisi sosial dan politik mengalami gejolak, KMPM Prabowo-Sandi menilai bahwa sudah saatnya Indonesia memiliki pemimpin baru yang dapat membawa Indonesia menjadi negara yang aman, damai, sentosa dan dapat menjadi pemimpin dunia.
"Maka dari itu, pada momentum 28 Oktober 2018 ini kami sepakat bahwa pemerintahan Jokowi belum mencapai pemerintahan yang diharapkan, dan kami tuangkan harapan kami kepada calon presiden Bapak H Prabowo Subianto selaku mantan Danjen Kopassus yang telah berhasil menjadikan (Kopassus) sebagai pasukan elit terbaik dunia," tegasnya.
Joe Rumagit menambahkan, pernyataan sikap KMPM Prabowo-Sandi ini akan disampaikan kepada Prabowo, dan setelah itu KMPM Prabowo-Sandi akan menggelar deklarasi dengan melibatkan 5.000 pemuda dan mahasiswa yang merupakan perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Indonesia. (rhm)







