Jakarta, Harian Umum - Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Jakarta Utara, Firdaus mengatakan tanah di pulau Pari milik PT. Bumi Pari Asri berasal dari 80 nama perorangan yang memiliki sertifikat hak milik atas Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Mereka kemudian membuat konsorsium perusahaan PT. Bumi Pari Asri.
"80-an nama yang bersertifikat perorangan kemudian membuat konsorsium menjadi PT. Bumi Pari Asri," ujar Firdaus seperti dilansir Tempo pada Senin, 13 Maret 2017.
Firdaus menjelaskan, permohonan hak itu diberikan kepada 80 orang yang memiliki tanah di Pulau Pari tapi belum tersertifikasi. Jadi selama ini perusahaan tidak memiliki hak milik (SHM), karena tanah tersebut milik perorangan. Sedangkan PT. Bumi Pari Asri hanya memiliki hak guna bangunan.
Sementara itu Juru bicara PT. Bumi Pari Asri, Endang Sofyan mengaku tak tahu menahu dengan proses peralihan jual beli di Pulau Pari antara warga dengan perorangan yang berafiliasi dengan perusahaan. saat ditemui di kantornya pada Senin, 13 Maret 2017.
"Kami nggak tau ceritanya karena pembelian di PPAT, ada camat, lurah dan macem-macem. Tanah yang dibeli sah, tapi proses pembelian tanah saya nggak tahu," kata Endang
Ia hanya mendengar sekitar 1988, Ada banyak warga menjual tanah kepada Haji Amir, seorang pegawai pemerintahan Kelurahan Pulau Pari.
Amir adalah satu tim dengan seorang bernama Herman Susilo selaku Ketua I Perhimpunan Wisata Pulau Seribu. Kata Endang, saat itu proses jual-beli tanah berlangsung. Namun ia tak bisa merinci identitas dan berapa jumlah warga yang menjual tanahnya.
Herman kemudian membuat sertifikat hak milik perorangan bersama 80 nama itu. Kemudian mereka membuat konsorsium menjadi PT Bumi Pari Asri. Endang mengatakan, luasan lahan yang dimiliki perusahaan tak sampai 90 persen. Ia tak hapal total luas tanah yang kemudian dimiliki perusahaan. Keterangan dia kontradiksi dengan pernyataannya kepada warga Pulau Pari yang mengklaim 90 persen lahan pulau tersebut.
PT. Bumi Pari Asri merupakan anak usaha dari PT. Bumi Raya Utama, milik Pintarso Adijanto. Dia adalah konglomerat yang menguasai berbagai lini bisnis energi.(tqn)







