Washington, Harian Umum -- Calon presiden Amerika Serikat yang dipastikan akan memenangkan Pilpres 2024 di negara Adi daya itu, Donald Trump, membeberkan kalau selama ia menjadi presiden ke-45 AS pada tahun 2017-2021, negaranya tidak terlibat peperangan di manapun, termasuk di Timur Tengah.
Hal itu ia sampaikan saat menyampaikan pidato kemenangan di Florida, Rabu (6/11/2024) waktu AS setelah dinyatakan unggul versi hitung cepat sejumlah media AS.
"Anda tahu kita tak ada perang selama empat tahun, kita tak ada perang selama empat tahun," katanya.
Seperti diketahui, ketika Trump memimpi AS sebagai presiden ke-45, negara ini tak melakukan operasi militer atau pengerahan pasukan skala penuh.
Namun, ketika Joe Biden mengalahkan Trump di Pilpres AS tahun 2020 dan menjadi presiden AS ke-46 karena, AS panen kritik karena terus mengucurkan bantuan militer ke sekutu dekat mereka, baik Israel maupun Ukraina.
Namun, Trump dikenal sebagai sosok yang kontroversial. Saat memenangkan Pilpres AS 2016, dia mengusung moto "Mengembalikan Kejayaan Amerika", dan menawarkan sejumlah kebijakan kunci, termasuk membangun tembok perbatasan dan melarang muslim masuk ke AS.
Ia pun menampilkan diri sebagai sosok anti-sistem dan kerap berjanji bakal "menguras rawa (korupsi)" di AS.
Selama menjadi presiden AS ke-45, menurut Anthony Zurcher, koresponden BBC untuk wilayah Amerika Utara, Trump berupaya mengubah visi politiknya menjadi tindakan nyata, meski dengan sejumlah hasil berbeda.
Kini, sejumlah pengamat yakin Trump akan melanjutkan segala sesuatu yang belum sempat dia wujudkan pada akhir masa jabatan pertamanya di 2020 lalu.
Salah satu proyek yang belum selesai adalah menutup perbatasan selatan AS, karena pada masa jabatan pertamanya Trump tidak memperoleh persetujuan Kongres atas pendanaan pembangunan tembok. Sekarang dia sepertinya bakal menepati janji kampanye untuk menyelesaikan pembangunan tembok perbatasan tersebut. Apalagi karena imigrasi dan perbatasan menjadi isu kunci dalam kampanye Trump pada Pilpres AS 2024.
Dalam sebuah pidatonya, Ttump sempat mengatakan imigran telah "meracuni darah negara" dan mereka bertanggung jawab atas naiknya harga rumah-rumah dan melonjaknya angka kejahatan.
Ini adalah pernyataan tak berdasar.
Tanpa bukti, ia pun sempat menyatakan negara-negara seperti Venezuela sengaja mengosongkan penjara dan rumah sakit jiwanya serta mengirimkan para penghuninya ke AS.
Ini mengingatkan pada pernyataan Trump sebelumnya di 2015. Saat itu, ia menuduh Meksiko mengirim "orang-orang dengan banyak masalah" ke AS. (man)