Jakarta, Harian Umum - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengingatkan lima bank dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang mendapat gelontoran dana dengan total Rp 200 triliun, jangan menyalurkan dana tersebut ke konglomerat.
"Sebetulnya kita minta ke perbankan yang terima dana itu, jangan Anda kasih ke konglomerat itu dan nggak boleh beli dolar, karena kalau nggak rupiahnya akan diperlemahkan," kata Purbaya dalam keterangan tertulis, Rabu (29/10/2025).
Ia bahkan mengingatkan kelima bank tersebut, yakni Mandiri. BRI, BNI. BTN dan BSI, agar penyaluran dana dilakukan secara hati-hati dan tepat sasaran.
"Karenanya, mekanisme penyaluran harus melalui sistem perbankan dengan ketentuan yang ketat agar tidak menimbulkan distorsi di pasar valuta asing maupun konsentrasi kredit pada kelompok usaha besar tertentu," katanya.
Namun, Purbaya memastikan dalam proses penyaluran dana tersebut, pihaknya tidak akan melakukan intervensi langsung karena percaya kelima bank itu memiliki ekspertis yang cukup untuk menyalurkan dana secara efektif ke sektor-sektor produktif.
Terkait hal ini, Urbaya meminta Bank Indonesia (BI) untuk tidak menyerap kembali dana tersebut, sehingga aliran likuiditas benar-benar menggerakkan sektor riil, sehingga dapat mendorong persaingan positif antarbank dalam menyalurkan kredit ke proyek produktif, menurunkan suku bunga pinjaman dan sekaligus menekan bunga deposito.
"Dengan demikian masyarakat akan lebih terdorong untuk berinvestasi dan berbelanja dibanding hanya menyimpan uang di bank," katanya.
Purbaya mengklaim, sejauh ini penyaluran dana Rp200 triliun itu telah mulai menunjukkan dampak nyata di pasar keuangan. Indikasinya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sebelumnya dikhawatirkan melemah, disebut mengalami penguatan signifikan setelah kebijakan diumumkan.
"Orang pasar itu pintar-pintar. Mereka akan menganalisa perkataan dalam bentuk posisinya di portofolio," jelas dia.
Seperti diketahui., penggelontoran dana Rp200 triliun itu dilakukan pada 12 September 2025.
Dari kelima bank yang mendapat "jatah", Mandiri, BRI dan BNI mendapat penempatan dana terbesar, yakni masing-masing Rp55 triliun, disusul BTN Rp25 triliun dan BSI Rp 10 triliun. (man)







