Jakarta, Harian Umum - Imam besar Masjid Al Aqsa Sheikh Ikrima Sabri ditembak polisi Israel dengan peluru karet usai menunaikan sholat Isya Selasa malam waktu setempat di luar gerbang masjid suci ketiga umat Islam itu. Seperti dilansir Anadolu, Rabu 19 Juli 2017.
Yayasan Bulan Sabit Palestina menuturkan Sabri baru saja selesai memimpin sholat Isya berjemaah ketika sepasukan polisi Israel memaksa mereka segera bubar dengan kekerasan.
Sheikh Sabri yang ditembak kemudian segera dilarikan ke Rumah Sakit Al Maqassid di sebelah timur Yerusalem dan kondisinya belum diketahui. Adapun sejumlah warga luka serius dalam peristiwa itu. Menteri Agama Turki Mehmet Gormez mengutuk keras serangan pada Selasa malam itu di akun media sosial Twitter.
"Di saat kawasan kita sedang bergejolak, insiden di Masjid Al-Aqsa dan sekitarnya membuat orang makin khawatir, Saya yakin mereka tidak akan membiarkan Al-Aqsa bernasib sama seperti Masjid Al-Khalil, peninggalan para nabi terdahulu, Ibrahim, Ishaq, Yakub, dan Yusuf," kicau Gormez.
Merujuk peristiwa berdarah pembantaian terhadap 30 jemaah di Masjid Ibrabimi pada 1994 yang dilakukan oleh teroris Yahudi kelahiran Amerika.
Situasi di dekat Masjid Al Aqsa memanas Setelah pihak berwenang Israel mengambil keputusan yang sangat tidak biasa dengan menutup tempat suci tersebut, pertama sejak 69 tahun. Penutupan tersebut memicu kemarahan umat Islam dan Yordania yang mengelola kompleks tersebut. Pasca usai penembakan Jumat lalu yang menewaskan 3 orang polisi Israel.
Menteri urusan Islam Yordania, Wael Arabiyat, memperingatkan bahwa tetap membiarkan masjid Al-Aqsa ditutup adalah tindakan berbahaya dan belum pernah terjadi sebelumnya. Ratusan warga Yordania pun berdemonstrasi di Amman pada Sabtu untuk menyerukan pembebasan Al-Aqsa.
Akhir pemerintah Isreal membuka kembali masjid tersebut tetapi setelah pemerintah Israel memasang alat pendeteksi logam di pintu masuk Masjid Al-Aqsa
Pemasangan alat deteksi logam itu mendapat tantangan keras dari warga Palestina khususnya petinggi masjid. Mereka menolak untuk sholat di dalam setelah masjid dipasangi detektor logam dan kamera pengawas jarak dekat.
Puluhan jemaah menunjukkan penolakan dengan cara berkumpul di pintu masuk kompleks dekat Lions Gate hingga ke Kota Tua untuk melaksanakan salat. Mereka melakukan itu karena menilai antisipasi keamanan dilakukan Israel menyalahi hak umat Islam berdoa di Masjid Al Aqsa.
Tentara Israel pun menembak mati Rafaat al-Herbawi, 30 tahun saat berunjuk rasa di Masjid Al Aqsa.