Jakarta, Harian Umum - Pasangan calon independen pada Pilkada Jakarta 2024, Komjen Polisi (Purn) Dharma Pongrekun dan Kun Wardana Abyoto, menyatakan siapa bertarung melawan Ridwan Kamil - Suswono yang diusung KIM Plus dan Pramono Anung - Rano Karno yang diusung PDIP
"Siap," kata Kun melalui pesan WhatsApp, Rabu (28/8/2024).
Pakar Kuantum ini mengatakan, ia dan Dharma akan mendaftarkan diri ke KPU DKI Jakarta pada Kamis (29/8/2024).
"Daftar jam 8 malam," katanya.
Ketika ditanya apakah ada kekhawatiran akan dicurangi, sebagaimana dugaan kecurangan yang terjadi pada Pilpres 2024? Kun menjawab diplomatis.
"Kita akan antisipasi hal itu. Semoga Allah SWT selalu melindungi kita,' katanya.
Sebelumnya, pada Mei 2024, Kun mengatakan bahwa dirinya dan Dharma mencalonkan diri bukan semata-mata untuk mencari jabatan.
"Kami ingin melindungi, khususnya masyarakat DKI, bila misalnya ada pandemi kedua setelah pandemi Covid-19, karena info yang kami dapat, pandemi yang kedua itu jauh lebih menular dan jauh lebih mematikan, sehingga perlu kita antisipasi," katanya.
Kun mengakui kalau awalnya ia tidak punya niat sama sekali untuk mencalonkan diri di Pilkada Jakarta, bahkan bagaimana ia bisa menjadi Cawagub untuk Dharma, juga melalui proses yang di luar dugaan.
"Ini memang sudah petunjuk dari Allah SWT ya, yang membuat hati saya digerakkan,' katanya.
Kun bercerita bahwa awalnya Dharma akan berpasangan dengan salah satu temannya yang juga temannya Kun.
Suatu hari, teman yang akan menjadi pasangan Cawagub Dharma itu meminta Kun datang ke rumahnya, dan di situ sudah ada Dharma.
"Nah, teman kami itu lalu menjelaskan bahwa awalnya dia akan mendampingi Pak Komjen Dharma maju di Pilkada Jakarta, tetapi karena satu dan lain hal, dia mundur dan minta saya menggantikannya," kata Kun
Pakar Kuantum itu terkejut, dan sempat akan menolak, tetapi kemudian memutuskan untuk menerima.
Untuk diketahui, Kun dan Dharma meski beda profesi, tetapi sama-sama menjadi presidium di Forum Negarawan.
Selain itu, keduanya bersama mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari termasuk tokoh-tokoh yang keras dalam menyuarakan isu-isu kesehatan. Mereka bertiga pernah membuat diskusi tentang penyebaran nyamuk aedes aegypti yang disuntik dengan bakteri Wolbachia, dan juga keras meminta agar pemerintah Indonesia tidak menandatangani Pandemic Treaty WHO, karena berbahaya bagi bangsa Indonesia.
Kun yang sering diundang ke berbagai acara di luar negeri, seperti di Jepang, juga turun ketika terjadi demonstrasi menolak penyebaran nyamuk Wolbachia di Kementerian Kesehatan.
Kun mengatakan, jika pandemi kedua itu benar-benar datang dan jika ia bersama Dharma memenangkan Pilkada Jakarta 2024, maka mereka akan melakukan langkah-langkah antisipasi seefektif mungkin demi menyelamatkan warga Jakarta.
"Kita tahu pandemi Covid-19 dan penyebaran nyamuk Wolbachia itu kerjaan siapa. Begitupula dengan pandemi kedua yang nanti datang. Itu kerjaan elit global yang punya tujuan tertentu yang tidak terpuji. Karenanya, kalau saat pandemi Covid-19 lalu negara kita mengikuti cara-cara yang mereka anjurkan melalui WHO, saya dan Pak Dharma punya cara sendiri, karena kami tidak ingin masyarakat kita makin banyak yang menjadi korban, termasuk dengan cara divaksin," tegasnya.
Ketika ditanya bagaimana seandainya tidak ada pandemi kedua? Dharma mengatakan bahwa ia dan Dharma akan membuat program-program yang bukan saja untuk menyejahterakan rakyat Jakarta, tetapi juga membuat Jakarta menjadi lebih baik, termasuk dalam aspek lingkungan, kesehatan, tata ruang dan sebagainya.
"Karena kami dari calon independen, maka tanggung jawab kami langsung kepada rakyat, bukan kepada Parpol. Jadi, rakyat lah yang mengawasi kinerja kami, juga rakyat pula mitra kami dalam merumuskan kebijakan-kebijakan," katanya.
Sejauh ini, Dharma dan Kun telah tiga kali.melewati lobang jarum.
Pertama, ketika harus memenuhi persyaratan mendapat dukungan sebanyak 618.968 KTP hanya dalam.waktu empat hari pendaftaran, yakni pada 8-12 Mei 2024. Beratnya syarat dan ketentuan yang diberlakukan KPU DKI Jakarta, Dharma-Kun baru bisa mendaftar menjelang pukul 24;00 pada tanggal 12 Mei 2024 atau pada hari terakhir pendaftaran.
Kedua, KPU DKI Jakarta menyatakan Dharma-Kun tidak lolos verifikasi administrasi, tetapi kemudian setelah KPU DKI melakukan perhitungan ulang, Dharma-Kun dinyatakan lolos verifikasi administrasi.
Dan ketiga, di tengah proses verifikasi faktual berlangsung, Dharma-Kun dihantam isu Pencatutan NIK, akan tetapi tetap lolos verifikasi faktual sehingga berhak ikut Pilkada Jakarta 2024.
Seingat harianumum.com, saat diwawancarai bulan Mei 2024, Kun mengatakan bahwa ia dan Dharma akan dapat mengikuti Pilkada Jakarta, dan ternyata terbukti.
Apakah pasangan independen ini dapat mengalahkan Ridwan Kamil - Suswono yang diusung KIM Plus yang terdiri dari 15 Parpol, dan juga mengalahkan Pramono Anung - Rano Karno yang diusung PDIP? Kita tunggu. (rhm)