Jakarta, Harian Umum - Gubernur Jakarta Anies Baswedan mengakui mengobrol dengan Ketua DPRD Prasetyo Edi Marsudi dalam acara rapat kerja Asosiasi DPRD Provinsi Seluruh Indonesia (ADPSI), Kamis (26/10/2017) malam di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.
Tapi katanya, dalam obrolan itu mereka tidak membahas soal sidang paripurna istimewa yang belum diselenggarakan DPRD yang mengagendakan penyampaian visi misi Anies dan wakilnya, Sandiaga Uno, sebagai gubernur dan wagub baru DKI Jakarta.
"Tidak, tidak bicarakan (soal sidang paripurna) itu," katanya usai shalat Jumat di Masjid Balaikota, Jakarta Pusat, Jumat (27/20/2017).
Anies mengaku, mereka tidak membahas hal itu karena ia percaya Prasetyo memiliki langkah yang baik terkait penyelenggaraan sidang itu.
"Bahkan (saya percaya) dia punya pilihan yang terbaik," katanya.
Seperti diketahui, sesuai Surat Edaran Ditjen OTDA Kemendagri No 162/3484/OTDA, DPRD wajib menggelar sidang itu agar DPRD memiliki gambaran apa saja program-program dan kebijakan yang akan diambil gubernur baru dalam lima tahun pemerintahannya.
Namun sejak Anies dan wakilnya, Sandiaga Uno, dilantik pada 16 Oktober silam, sidang tak juga digelar karena Prasetyo memang tak mau ada sidang itu. Diduga Prasetyo tak rela Anies-Sandi memenangi Pilkada Jakarta 2017, mengalahkan pasangan Ahok-Djarot yang diusung koalisi partainya, PDIP.
Perilaku Prasetyo ini membuat partai-partai pengusung Anies-Sandi, yakni PKS dan Gerindra, berang. Bahkan anggota fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta, Prabowo Soenirman mengancam, jika hingga akhir pekan sidang tak juga digelar, maka Prasetyo akan dilaporkan ke Badan Kehormatan (BK) DPRD karena dianggap telah melanggar kode etik Dewan. (rhm)