Jakarta, Harian Umum- Publik kembali geger soal kertas suara untuk Pemilu 2019.
Pasalnya, saat ini tengah beredar dua foto tentang kertas suara yang diduga didatangkan dari China dengan jumlah yang luar biasa banyak. Kesan ini muncul karena kertas suara itu didatangkan dengan kontainer.
Dari dua foto yang mulai viral di media sosial, Senin (11/3/2019), pada foto pertama terlihat di kontainer pengangkut kertas suara tersebut terdapat stiker bertuliskan "Dokumen Negara" dengan logo KPU. Di salah satu foto itu terdapat gambar seorangperempuan berhijab dan seorang polisi yang menunjuk pada stiker itu, dan ada seorang polisi yang berjaga di samping si perempuan berhijab dengan senjata api laras panjang di tangan.
Di dinding kontainer warna putih itu juga terdapat aksara China.
Pada foto kedua, terlihat beberapa orang membuka kontainer itu, dan mengangkuti kotak-kotak kardus yang berisi kertas suara.
Seseorang yang diduga berprofesi sebagai wartawan sebuah media ekonomi, Arif, yang pertama kali memposting foto-foto ini di grup WhatsApp Caleg DPR-RI PPP, membuat cuitan untuk kedua foto itu dengan kalimat sebagai berikut:
"Segelnya KPU dari Cina, apakah kertas suari (maksudnya kertas suara, red) ini masih utuh atau sudah dicoblos?" katanya untuk foto yang pertama.
"Semua dari Cina, mufshan PPP masih bisa lolos PT. karena sudah diatur dari sekarang ...," kata pemilik nomor ponsel 08521123**** untuk foto yang kedua.
Beredarnya foto ini direspon mantan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief melalui akun Twitter-nya, @AndiArief_.
"Ini sudah dilaporkan ke KPU melalui seorang wartawan. KPU meminta membantu mencari data tentang ini, kapan dan dimana. Tugas KPU dan kita semua mencari kebenaran," katanya.
Sebelumnya, publik juga sempat digegerkan oleh isu adanya tujuh kontainer kertas suara dari China yang telah ducoblos, yang masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Info ini sempat pula dicuitkan politisi Partai Demokrat itu, dan dia kemudian dilaporkan ke polisi karena KPU dan Bawaalu mengaku, dari hasil pengecekan mereka di Pelabuhan Tanjung Plriok, tujuh kontainer kertas suara itu tak ada. (rhm)