Jakarta, Harian Umum - Capres 01 Anies Rasyid Baswedan mengatakan, Bawaslu dan pemerintah pusat seharusnya melakukan pengawasan lebih ketat agar Pemilu tidak menjadi cacat.
Hal itu dikatakan Anies menyusul lonjakan perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dinilai tak masuk akal dan tak wajar.
Pada Minggu (3/3/2024) pukul 13;30 WIB, partai yang dipimpin putra bontot Presiden Jokowi itu, Kaesang Pangarep, telah memperoleh 2.403.152 suara atau 3,13% dengan total suara yang masuk 65,80%.
Dalam versi quick count, partai ini hanya memperoleh 2,6%.
“Walaupun ketuanya adalah anak presiden, bukan berarti segala hal bisa dilakukan terhadap partai yang dipimpin oleh anak presiden,” kata Anies saat ditemui di Kampung Akuarium, Jakarta Utara, Minggu (3/3/2024).
Menurut mantan gubernur DKI Jakarta itu, lonjakan suara PSI itu seharusnya tidak hanya menjadi sorotan Bawaslu selaku badan independen pengawas pemilu, tetapi juga pemerintah pusat dengan melakukan pengawasan lebih ketat dalam proses rekapitulasi suara agar tidak ada jajaran di bawah yang melakukan kegiatan walaupun tanpa diperintah.
“Jangan sampai nanti membuat cacat Pemilu-nya. (Karena) nila setitik, rusak susu sebelanga. Begitu terjadi peristiwa seperti ini, maka akan merusak semua (Pemilu-nya),” kata dia
Anies mengatakan, inilah alasan mengapa sejak awal ia selalu mendorong masyarakat untuk terus memantau dan mengawasi proses perhitungan suara sejak di TPS hingga diinput di situs KPU.
Hal ini untuk mengantisipasi berbagai bentuk kecurangan seperti dugaan penggelembungan suara dan kecurangan-kecurangan lainnya.
“Kita mendengar peristiwa itu, rakyat juga memantau dan mengundang kegelisahan. Kalau ini (bisa terjadi) berarti yang lain-lain bagaimana?,” tuturnya.
Sebelumnya, kritik juga datang dari berbagai kalangan, termasuk dari Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Muchammad Romahurmuziy.
"2 jam nambah 19k suara hanya dari 110 TPS saja. Ini tidak wajar, karena berarti di setiap TPS dari ke-110 TPS itu, PSI mendapatkan 173 suara. Dengan suara per TPS hanya 300 suara dan tingkat partisipan rata-rata 75%, suara sah setiap TPS 225 suara, artinya PSI menang 77% di setiap TPS itu. Tidak masuk akal," katanya melalui akun Instagramnya seperti dikutip Minggu (3/3/2024)..
Pada cuitan lainnya, Romy, sapaan Romahurmuziy, memposting grafik perolehan suara yang cenderung landai dan tiba-tiba naik tajam.
'Pola kenaikan suara @psi_id bukan hanya tidak wajar, melainkan juga tidak masuk akal menurut beberapa surveyor," imbuh Romy.
Romy juga memposting sebuah grafik yang memperlihatkan kenaikan suara PSI ke angka 3% dan penurunan suara PPP hingga 3,97%.
'Kalau ini tidak dikoreksi, @dpp_ppp akan.meminta hal ini bagian yang termasuk dibongkar seterang-terangnya di hak angket pekan ini!" imbuh dia. (rhm)