Baghdad, Harian Umum - Sebuah serangan mematikan menghantam Popular Mobilisation Forces (PMF), sebuah pangkalan yang menampung polisi federal dan pasukan militer Irak, dan merupakan sekutu Iran, Sabtu (20/4/2024) waktu setempat.
Serangan yang menimbulkan ledakan hebat itu tak hanya menewaskan seorang anggota PMF dan mencederai masyarakat sipil yang sedang berada di sekitar lokasi saat kejadian, tetapi juga menciptakan kawah besar dan menyebabkan kerusakan infrastruktur dan kendaraan.
Tak hanya itu, dari video dan foto dari lokasi kejadian yang tersebar di media sosial, terlihat kalau ledakan itu membakar pepohonan di sekitar lokasi, sehingga menimbulkan kebakaran.
Belum diketahui siapa pelaku penyerangan karena Militer Irak mengtakan, pada Sabtu ini tidak ada drone atau jet tempur yang terdeteksi di wilayah udara wilayah Babil, baik sebelum maupun selama ledakan.
"Seorang anggota PMF tewas dan delapan lainnya luka-luka dalam ledakan itu," kata militer Irak dalam sebuah pernyataan.
Dalam sebuah pernyataan, PMF menuduh pelaku penyerangan itu adalah Amerika Serikat (AS).
'Agresi Amerika mengebom pangkalan militer Kalso (Kalsu) yang terletak di dekat kota Iskandariya," katanya seperti dikutip Aljazeera.
Namun, militer AS membantah tuduhan bahwa mereka berada di balik serangan udara di Irak itu.
Serangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah Iran menyerang Israel pada 13-14 April sebagai balasan serangan Israel ke kantor Konsulatnya di Damaskus, Suriah, pada 1 April 2024, dan militer Israel mengatakan akan membalas serangan itu.
Reporter Aljazeera Mahmoud Abdelwahed melaporkan dari Baghdad bahwa PMF, yang merupakan bagian dari pasukan keamanan resmi Irak, menggambarkan serangan itu sebagai serangan “tanpa pandang bulu”.
“Yang cedera termasuk anggota PMF, tentara Kementerian Pertahanan Irak, serta warga sipil yang berada di sekitar lokasi militer ketika diserang,” katanya.
Abdelwahed menambahkan bahwa Kamp Kalsu berada di bawah kendali tentara AS selama invasi pimpinan AS ke Irak, tetapi diserahkan kepada Kementerian Pertahanan Irak pada tahun 2011. Kamp tersebut memiliki depot amunisi, gudang tank dan persenjataan lainnya.
“Semua jari mengarah ke Israel, menuduh Israel melakukan serangan itu,” katanya.
Namun, tidak ada komentar dari militer Israel. (rhm)