New York, Harian Umum - Tesla Inc, perusahaan mobil listrik milik Elon Musk, memberhentikan lebih dari 10% tenaga kerja globalnya akibat lesunya pasar mobil listrik yang berdampak pada angka penjualan yang terus menurun dan juga karena imbas perang harga di industri otomotif.
"Setiap lima tahun, kami perlu melakukan reorganisasi dan merampingkan perusahaan untuk fase pertumbuhan berikutnya,” kata Elon Musk dalam postingan di akun X-nya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (9/5/2024).
Livemint melaporkan, jumlah karyawan Tesla yang diberhentikan hampir mencapai 16.000 orang, dan yang di PHK ini termasuk karyawan yang berasal dari China dan India. Mereka bekerja di Tesla dengan berbekal bisa H-1B, yaitu visa kerja non-imigran AS yang populer di kalangan insinyur imigran.
Visa ini memiliki batas waktu 60 hari bagi para imigran untuk mendapatkan pekerjaan baru.
"Tak lama setelah pengumuman pemberhentian, internet dibanjiri postingan dari pekerja Tesla yang dipecat, baik imigran maupun warga negara AS. Semuanya aktif mencari peluang kerja baru," kata Livemint.
Di antara mereka yang diberhentikan adalah seorang insinyur dari Mumbai, yang dalam postingan LinkedIn-nya mengungkapkan bahwa dia bekerja di kantor pembuat kendaraan listrik di Amerika Serikat selama lebih dari lima tahun. Ia mengatakan, PHK ini "terasa bagai mimpi buruk".
“Rasanya seperti mimpi buruk bahwa saya tidak lagi berada di Tesla karena saya telah memberikan begitu banyak waktu saya dan mengorbankan tidur saya untuk organisasi ini selama lebih dari lima tahun terakhir,” tulisnya dalam postingan LinkedIn.
Gelombang PHK ini juga berdampak pada diberhentikannya kepala pengisian daya EV Tesla, Rebecca Tinucci. Rebecca di-PHK bersama seluruh timnya yang beranggotakan 500 orang.
Selain Rebecca dan ratusan anggota tim, Tesla juga melakukan PHK terhadap kepala program kendaraan baru, Daniel Ho.
PHK massal yang dilakukan Tesla telah memasuki pekan keempat. Gelombang pertama PHK dimulai pada April 2024, ketika perusahaan mulai memberhentikan 10 persen dari 140 ribu tenaga kerja globalnya.
"Dalam emailnya kepada para karyawan, dia (Elon Musk) mengatakan bahwa perusahaan harus “benar-benar tegas” dalam menghadapi PHK," kata The Verge.
Menurut Bloomberg, Musk secara pribadi menyatakan keinginannya untuk memberhentikan 20 persen staf di perusahaannya karena jumlah pengiriman kendaraan kuartalannya menurun.
Tesla sedang mengalami salah satu situasi keuangan tersulit dalam beberapa tahun terakhir. Penjualan dan labanya menurun 55 persen dari tahun ke tahun.
Perusahaan ini mengalami peningkatan persaingan, baik di AS dan China. Tesla juga menghadapi lesunya minat kendaraan listrik secara global. (man)