Jakarta, Harian Umum - Pemerintah Turki memutus hubungan dengan Uni Eropa. Dalam sebuah wawancara dengan Reuters pekan lalu, Erdogan mengatakan bahwa Turki tidak sudi menunggu di pintu Eropa selamanya. Turki akan meninggalkan meja perundingan bila ada Islamobia dan permusuhan di antara anggota Uni Eropa.
"Fokus hubungan kami, Uni Eropa dan Turki, harus menjadi sesuatu yang lain," kata Komisi Eropa, Johannes Hahn dalam sebuah wawancara usai pertemuan para Menteri Luar Negeri Uni Eropa di Malta.kepada Reuters.
Proses kerja sama Turki dan Uni Eropa secara resmi tidak beku, tetapi para anggota parlemen Uni Eropa, pekan lalu, mendesak agar pembicaraan formal dengan Turki dihentikan. Menurut mereka, Turki dianggap tidak menjalankan prinsip-prinsip demokrasi.
"Itu sebagai syarat utama bila ingin menjadi anggota Uni Eropa."
Turki mengajukan diri menjadi angota Uni Eropa bertahun-tahun sejak tahun 2005 demi meningkatkan kerja sama ekonomi ketika Recep Tayyib Erdogan menjadi Perdana Menteri pada 2003.
Hasil referendum di Turki bulan lalu dianggap memberikan kekuasaan baru kepada Erdogan tanpa ada penyimbang.