Jakarta, Harian Umum - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sedang menjadi sorotan, karena perolehan suara itu yang semula hanya 0,84% berdasarkan quick count, mendadak melesat ke atas 3% dalam waktu singkat.
Kenaikan signifikan suara PSI dimulai ketika tiba-tiba suara partai yang dipimpin Kaesang Pangarep itu mengantongi 2.291.882 suara (3%} pada Jumat (1/3/2024) pukul 06.00 WIB dengan total suara yang masuk ke KPU aebanyak 65,34%>
Perolehan suara PSI kemudian naik lagi ke 2.395.363 atau 3,12% pada Sabtu (2/3/2024) pukul 11.00 WIB alias naik 103.481 suara hanya dalam 30 jam.
Pada Minggu (3/3/2024) pukul 13.30 WIB, suara PSI masih terus bertambah menjadi 2.403.152 atau 3,13% dengan total suara yang masuk 65,80%.
Salah satu pihak yang menyoroti perolehan suara PSI yang dinilai tak wajar itu adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Muchammad Romahurmuziy menduga ada operasi "sayang anak" di balik fenomena lonjakan suara PSI.
"2 jam nambah 19k suara hanya dari 110 TPS saja," katanya melalui akun Instagramnya seperti dikutip Minggu (3/3/2024).
Menurut dia, ledakan suara PSI itu tidak wajar karena dengan penambahan 19.000 suara dari 110 TPS, berarti di setiap TPS dari ke-110 TPS itu, PSI mendapatkan 173 suara.
"Dengan suara per TPS hanya 300 suara dan tingkat partisipan rata-rata 75%, suara sah setiap TPS 225 suara, artinya PSI menang 77% di setiap TPS itu. Tidak masuk akal," katanya.
Pada cuitan lainnya, Romy, sapaan Romahurmuziy, memposting grafik perolehan suara yang cenderung landai dan tiba-tiba naik tajam.
'Pola kenaikan suara @psi_id bukan hanya tidak wajar, melainkan juga tidak masuk akal menurut beberapa surveyor," imbuh Romy.
Romy juga memposting sebuah grafik yang memperlihatkan kenaikan suara PSI ke angka 3% dan penurunan suara PPP hingga 3,97%.
'Kalau ini tidak dikoreksi, @dpp_ppp akan.meminta hal ini bagian yang termasuk dibongkar seterang-terangnya di hak angket pekan ini!" imbuh dia.
Romy pun meminta atensi KPU dan Bawaslu untuk menjelaskan apakah ini sebuah operasi untuk meloloskan PSI ke Senayan?
"Mohon atensi kepada @kpu_ri dan @bawasluri, operasi apa ini? Meminjam bahasa pak @jusufkalla, operasi 'sayang anak' lagi?" tanyanya.
Seperti diketahui, Sirekap KPU dinilai bermasalah oleh sejumlah pakar IT, seperti oleh pakar telematika Roy Suryo, Agus Maksum dan Ketum Partai Ummat Ridho Rahmadi, namun yang disorot baru sebatas untuk kepentingan Pilpres.
Mereka mengetakan, algoritma Sirekap didesain sedemikian rupa agar perolehan Paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran tetap di 58%, dan mereka belum mengungkap apakah algoritma Sirekap juga didesain untuk menggelembungkan perolehan suara partai tertentu.
Respons KPU
Gaduh suara PSI ini direspon Komisioner KPU Idham Holik. Ia mengatakan, Sirekap tidak digunakan sebagai penentu hasil Pemilu.
"Kami belum mengerti yang dimaksud dengan lonjakan tersebut itu lonjakan apa. Yang jelas Undang-Undang Pemilu menegaskan bahwa perolehan suara peserta Pemilu yang disahkan oleh KPU itu berdasarkan rekapitulasi resmi," kata dia di Kantor KPU RI, Jakarta, Sabtu (2/3/2024).
Idham menegaskan rekapitulasi saat ini masih ada di tingkat kabupaten/kota. Usai rampung, suara akan direkapitulasi di tingkat provinsi.
Akan ada juga rekapitulasi di tingkat nasional yang digelar di Kantor KPU RI. Berdasarkan rekapitulasi nasional itulah hasil pemilu ditetapkan.
"Insya Allah tanggal 20 Maret 2024 proses rekapitulasi ini sudah selesai sesuai dengan jadwal. Mudah-mudahan berjalan dengan lancar," tandasnya. (rhm)