Jakarta, Harian Umum - Komisi E DPRD Propinsi DKI Jakarta minta Dinas Pendidikan mengevaluasi ulangi persyaratan akseptasi peserta didik baru (PPDB) lajur afirmasi harus pelajar yang tercatat dalam kontribusi Program Indonesia Pandai (PIP).
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Merry Hotma menjelaskan, dari hasil penilaian peraturan itu harus habis saat sebelum PPDB tahun tuntunan 2023 bulan Juli kedepan diadakan. Masalahnya peraturan itu banyak dirasakan masyarakat. Di mana banyak masyarakat tidak sanggup yang akan meng ikuti PPDB lajur afirmasi ditampik karena anaknya cuma untuk peserta Kartu Jakarta Pandai (KJP).
“Ada orang tua yang datang ke kami menangis, sedih karena anaknya tidak bisa masuk sekolah negeri. Saya tanya kenapa? karena anaknya tidak dapat PIP. Anak saya hanya dapat KJP. Sementara warga mengaku tidak tahu kalau ada PIP. Ini jumlahnya ribuan di Jakarta. Jadi penerima KJP itu harus diselamatkan untuk masuk sekolah negeri,” ujarnya dalam rapat kerja di gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (19/5).
Di lokasi yang serupa Anggota Komisi E Basri Baco menambah, PIP sebenarnya tidak bisa jadi persyaratanan untuk diterima di sekolah negeri lajur afirmasi. Apa lagi, banyak protes dari warga yang diterima anggota Komisi E.
“Kita sudah wanti-wanti bahwa ini (PIP) jangan lagi dijadikan alat ukur (untuk masuk sekolah negeri). Karena menjadi polemik di masyarakat dan banyak masyarakat yang komplain. Berulang-ulang saya bilang, PIP itu bukan produk DKI,”
Dalam pada itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan DKI Syaefulloh Hidayat minta waktu untuk merangkum peraturan baru supaya yang menerima KJP tidak terhalang masuk sekolah negeri lajur afirmasi karena hanya ketentuan yang batasi.
“Pikiran kita sama jangan sampai ada perbedaan. (Penerima) PIP dan KJP menurut saya setara. tinggal kita pikirkan apakah (pengaturannya) dalam bentuk hukum lain dan tidak harus merubah Pergub. Saya mohon izin dalam satu atau dua hari kedepan untuk diskusi di internal Disdik dan biro hukum dan izinkan saya berkomunikasi dengan Kemendagri apakah dimungkinkan atau tidak. Tapi. semangatnya saya setuju,” ungkap Syaefulloh.