Jakarta, Harian Umum - Ibu Negara Iriana Joko Widodo meminta maaf kepada rakyat Indonesia karena pada 20 Oktober 2024, masa jabatan suaminya, Joko Widodo alias Jokowi, purnatugas, sehingga jabatannya sebagai ibu negara pun ikut selesai.
Permintaan maaf itu disampaikan dalam acara penyuluhan pencegahan penyalahgunaan narkoba bagi pelajar se-Jakarta yang digelar di Velodrome, Jakarta Timur, Selasa (24/9/2024).
Acara ini menghadirkan ribuan siswa SMP dan SMA di Jakarta.
"Saya minta maaf kalau ada salah salah kata selama ini. Saya tanggal 20 Oktober sudah purnatugas," kata dia seperti dilansir kompas.com
Ia mengucapkan terima kasih karena acara ini akan dilanjutkan pada pemerintahan yang akan datang, setelah masa jabatan suaminya yang telah dua periode, yakni periode 2014-2019 dan 2019-2024 selesai pada Oktober 2024.
"Saya mengucapkan terima kasih sekali dan acara ini bisa dilanjutkan di periode yang akan datang," katanya.
Saat mengakhiri pamitannya, Iriana Jokowi kembali meminta maaf kepada semua yang hadir dalam acara itu.
"Maaf lahir batin untuk semuanya," kata dia.
Sejumlah tokoh nasional, seperti Sri Bintang Pamungkas, Amir Hamzah dan Marwan Batubara, pernah menyebut Jokowi sebagai presiden terburuk dalam sejarah Indonesia, karena di era kepemimpinannya bukan saja rakyat sempat terbelah antara pendukung dirinya yang dijuluki Cebong, dan yang beroposisi dengan dirinya yang dijuluki Kampret dan Kadrun, tapi juga karena di era pemerintahannya pengamat paham komunisme yang diduga merupakan anak dan keturunan pada tokoh dan kader PKI, seperti mendapat panggung yang oleh Ketua MUI Watch Taufik Bahaudin dan tokoh lainnya dijuluki sebagai PKI Gaya Baru.
Di era Jokowi pula Islamophobia muncul, padahal Indonesia merupakan negeri dengan penduduk mayoritas muslim.
Tak hanya itu, Jokowi juga diduga merupakan proxy oligarki, sehingga kebijakan-kebijakannya banyak yang dinilai tidak pro rakyat, tapi menguntungkan pengusaha dan oligarki seperti penerbitan Omnibus Law UU Cipta Kerja, Omnibus Law UU Kesehatan, dan UU Minerba.
Jokowi juga bisa saja akan dijuluki sebagai presiden dengan pembuat utang terbanyak, karena pemerintahannya berutang hingga Rp8.000 triliun lebih yang sebagian besar digunakan untuk membangun infrastruktur-infrastruktur yang pembangunannya diduga tidak didahului studi kelayakan, sehingga infrastruktur seperti bandara dan jalan tol banyak yang tidak diminati masyarakat, sehingga sepi dari calon penumpang maupun arus lalu lintas, seperti Bandara Kertajati di Majalengka, Bandara JB Soedirman di Purbalingga, Bandara Ngloram di Blora, Jalan Tol Manado-Bitung, Jalan Tol Akses Patimban, Jalan Tol Semanan-Balaraja, Jalan Tol Sentul Selaran-Karawang Barat, Jalan Tol Cikunir-Karawaci, dan Jalan Tol Kamal-Teluknaga-Rajeg.
Di antara jalan tol-jalan tol itu yang sepi peminat itu bahkan telah ada yang dijual.
Celakanya, utang yang menggunung itu tidak berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi yang hanya mentok di angka 5%-an, sementara Jokowi pernah janji ekonomi akan tumbuh 7%, dan juga tidak berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan rakyat, karena BPS melansir pada tahun 2019 - 2024, sebanyak 9,48 juta warga kelas menengah turun kelas menjadi warga kelas bawah, dan Kemenaker melansir pada Januari - Agustus 2024 sebanyak 46.240 pegawai di-PHK.
Di saat rakyat butuh kerjaz Jokowi justru "mengimpor" jutaan TKA China yang bekerja di proyek-proyek dengan investor dari China.
Pemerintahan Jokowi juga tidak segan-segan menangkap dan memenjarakan orang-orang yang kritis terhadapnya sebagaimana dilakukan terhadap sejumlah tokoh yang ditangkap dengan tuduhan makar, seperti Sri Bintang Pamungkas, Ahmad Dhani, Kivlan Zein, dan lain-lain.
Lebih fatal dari semua itu, ada dugaan kalau ijazah Jokowi palsu, Jokowi juga ditengarai gemar berbohong sebagaimana tercermin dari kasus mobil Esemka, dan kemenangan Jokowi pada Pilpres 2014 dan 2019 yang membuatnya menjadi presiden RI dua periode, ditengarai dari hasil curang.
Di penghujung pemerintahannya, terungkap kalau ekonomi di era Jokowi kropos. Politisi PAN yang juga ekonom, Drajat Wibowo pada 19 September 2024 lalu dalam Program Gaspol Kompas TV mengungkap kalau pemerintah menaikkan pajak, menaikan iuran BPJS, memberlakukan Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat) dan lain-lain karena harus bayar utang yang jatuh tempo pada tahun 2025.
Menurut data Kementerian Keuangan, utang yang jatuh tempo pada tahun 2025 sebesar Rp800,33 triliun!
Jokowi juga telah meminta maaf kepada rakyat Indonesia saat membacakan pidato kenegaraan dalam sidang tahunan MPR pada 16 Agustus 2024 dengan alasan bahwa sebagai manusia, dia jauh dari sempurna'.
Namun, para tokoh yang berada di barisan oposisi, termasuk Sri Bintang Pamungkas dan Amir Hamzah mengatakan, Jokowi tak layak dimaafkan.
Sebagai istri Jokowi, Iriana bisa saja menjadi pihak yang ikut dianggap bersalah. Setidaknya jika dia tahu ijazah Jokowi palsu, tetapi dia diam saja, karena hal itu bisa membuat dia dianggap bersekongkol dengan Jokowi untuk menipu rakyat Indonesia.(rhm)