Jakarta, Harian Umum- Ekonom Djadjad H Wibowo mengatakan Pemerintah Indonesia tidak perlu membandingkan melemahkan kurs dengan negara Rusia atau Turky tapi cukup membandingkan dengan negara tetangga di Asia, yaitu Thailand.
Dia membandingkan Thailand sejak Januari 2018 kondisi kurs kuat sebelum memasuki bulan Mei 2018, pada bulan Mei kemudian nilai tukar mata uangnya melemah -0,5 persen. Sedangkan di Indonesia dengan kondisi yang sama dibulan Januari kuat hingga bulan Mei 2018 melemah mencapai 17 persen.
Hal itu dikemukakan oleh Ekonom Djadjad H Wibowo pada dialog dengan tema "Ekonomi Terkini dan Prediksi Kedepan" di Sekretariat Bersama Gerindra - PAN - PKS di Jalan Taman Amir Hamzah, Jakarta Pusat, Kamis (10/5/2018).
Saat ini, ekonomi Indonesia dari data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi berada diposisi 5,06 persen.
"Ada hal yang perlu kita ketahui bersama, bahwa konsusmsi rumah tangga adalah peyumbang terbesar ekonomi Indonesia," jelasnya.
Untuk itu iya meminta agar pemerintah mendorong perekonomian rakyat dan meningkatkan ekspor untuk menghasil dolar guna meningkatkan cadangan devisa negara.
Sebelumnya pemerintah mengumumkan bahwa kurs dolar tembus mencapai 14000 lebih karena faktor ekternal yakni kebijakan dari Amerika Serikat, yakni Kenaikan imbal hasil surat utang AS berjangka waktu 10 tahun.(tqn)