Jakarta, Harian Umum - Ratusan massa dari dua kelompok yang berbeda, Jumat (20/10/2023), menggelar Aksi Bela Palestina di depan kantor Perwakilan PBB di Jakarta, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Sebelumnya, mereka juga menggelar aksi di depan Kedubes Amerika Serikat di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Dua kelompok massa yang menggelar aksi adalah Dompet Dhuafa yang didukung 30 lembaga filantropi di Indonesia, dan Komunitas Palestina Yaman.
Mereka mulai berdatangan ke lokasi ba'da sholat Jumat.
"Kami menuntut PBB untuk menyatakan Israel sebagai bangsa penjajah, dan bebaskan Palestina dari negara zionis tersebut," kata seorang orator dari kelompok Komunitas Palestina Yaman.
Para peserta aksi tak hanya datang dengan membawa mobil komando dan spanduk serta poster, tapi juga dengan membawa bendera Palestina dan Bendera Merah Putih.
"Free Palestine", kalimat itu tertera di salah satu poster. 'USA Go To Hell" tertulis pada poster yang lain.
Teriakan bersifat mengutuk, yakni "Mampus Israel! Mampus Zionis! Mampus Amerika!" berkali-kali diteriakan massa di kelompok Komunitas Palestina Yaman.
Massa juga mendesak PBB agar segera melakukan intervensi untuk membebaskan Palestina dari penjajahan Israel.
"PBB harus tegas terhadap Israel! PBB harus melakukan upaya untuk menghentikan penjajahan Israel terhadap Palestina, serta menghentikan genosida yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina," kata mereka.
Seperti diketahui, Amerika merupakan negara pendukung Israel. Meski sebagian besar negara menganggap pemukiman Yahudi yang dibangun di Tepi Barat yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967 adalah bentuk penjajahan karena ilegal, Amerika tetap berdiri di belakang negara zionis itu. Pendudukan Tepi Barat inilah yang menjadi salah satu isu mendasar dalam konflik Israel-Palestina.
Pada 7 Oktober 2023 lalu, secara mengejutkan kelompok perlawanan di Palestina, Hamas, menyerbu kota-kota di Israel, termasuk Tel Aviv, dan Israel membalas dengan menggempur Jalur Gaza habis-habisan.
Hamas mengklaim, serangan dengan nama Operasi Badai Al Aqsa itu bertuy untuk mengakhiri pendudukan terakhir di bumi. Serangan itu juga disebut balasan atas tindakan provokatif Israel di situs suci Yerusalem dan terhadap warga Palestina yang ditahan.
Tak lama setelah perang berkobar, Israel juga memberlakukan blokade total terhadap Gaza. Blokade ini menghentikan seluruh pasokan listrik, air, makanan, hingga bahan bakar bagi warga setempat.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan korban perang milisi Hamas Palestina dengan Israel mencapai 3.785 jiwa sejak pecah pada 7 Oktober lalu. (rhm)