Jakarta, Harian Umum - Unjuk rasa ratusan massa Gerakan Aksi Pemakzulan Joko Widodo (Gap Jokowi) di depan Gedung DPR RI, Senin (12/2/2024), panas karena pada saat yang bersamaan di depan gedung yang sama ada massa pro Presiden Joko Widodo yang menentang pemakzulan.
Aksi kedua kelompok ini dijaga ketat puluhan polisi yang semula membentuk dua barikade, dan ditambah dua barikade lagi, untuk mencegah bentrok
Namun, suasana sempat ricuh karena massa pro pendukung Jokowi tiba-tiba melempari masa Gap Jokowi dengan air mineral kemasan gelas dan botol saat Ketua Umum SBSI (Serikat Buruh Sejahtera Independen) '92 Sunarti berorasi mengeritik Jokowi dengan suara menggelegar.
Lemparan-lemparan itu ada yang mengenai personel Gap Jokowi, bahkan wartawan, tetapi dapat diredam.
Namun, ketika terjadi lemparan air mineral kemasan berbentuk gelas, Simon dari Gap Jokowi sempat marah besar dan mengeritik polisi yang tidak menangkap pelaku pelemparan itu.
"Mereka memprovokasi, tangkap mereka, jangan diam!" kata Simon keras kepada polisi, tapi tuntutan tak dipenuhi.
Tak ayal, suasana panas terus memayungi aksi ini hingga akhirnya Gap Jokowi menyelesaikan aksinya sekitar pukul 16:00 WIB.
Lucunya, tak lama setelah itu, tak sampai setengah jam, aksi massa Pro Jokowi juga membubarkan diri.
Marwan Batubara dari Gap Jokowi, dan merupakan anggota Badan Pekerja Petisi 100, menjelaskan kalau salah satu yang menjadi dasar pihaknya meminta DPR memakzulkan Jokowi, didasari pasal 7A UUD 1945 yang berbunyi; "Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat , baik apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela lainnya".
"Jokowi melanggar pasal ini," katanya.
Ia pun membeberkan tindakan Jokowi yang mengkhianati negara, korupsi, penyuapan dan tindak pidana berat lainnya.
Tindakan pidana yang dicontohkan adalah dugaan bahwa Jokowi berijazah palsu yang gugatannya sedang dilaksanakan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
"Sampai sekarang Jokowi tidak dapat menunjukkan Ijazahnya," tegas dia.
Namun, massa Pro Jokowi tetap menentang pemakzulan, bahkan terang-terangan mendukung pencawapresan Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi.
"Gibran punya untuk menjadi Cawapres! Kami mendukungnya!" tegas orator massa pro Jokowi itu.
Selain menampilkan Sunarti dan Marwan, Gap Jokowi juga menampilkan anggota Badan Pekerja Petisi 100 HM Mursalin, Ketua Gerakan Perubahan Muslim Arbi, dan Asep Syarifuddin dari Aliansi Pergerakan Islam Jawa Barat (Api Jabar). (rhm)