Jakarta, Harian Umum - Sebuah kapal pesiar Noble Caledonia kandas saat menyelesaikan perjalanan bird-watching di Pulau Waigeo 4 di perairan Raja Ampat, Papua Barat. pada 4 Maret 2017.
Kapal dengan panjang 90 meter yang berbendera Bahama, menabrak karang saat air surut. Hasil evaluasi tim Pusat Penelitian Sumberdaya Perairan Pasifik Universitas Papua menunjukkan bahwa Caledonian Sky merusak terumbu karang seluas 1.600 meter persegi di situs penyelaman yang dikenal sebagai Crossover Reef.
Ony Mahadika, Manajer Kampanye Pesisir Laut dan Pulau-Pulau Kecil Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) meminta pemerintah pusat dan daerah meningkatkan pengawasan maritim di bidang sosial dan ekologi. Hal ini disampaikan menyusul adanya kerusakan terumbu karang tersebut. Walhi, mengatakan selama ini pemerintah memang berfokus pada pengembangan maritim.
"Namun disayangkan fokus maritimnya berdasar ekonomi dan industrialisasi pesisir, sehingga perhatian terkait sosial dan ekologi sangat kurang," kata Ony, Ahad, 12 Maret 2017.
Selain itu ia juga menyesalkan terjadinya tragedi di Raja Ampat. Sebab, perbaikan terumbu karang membutuhkan waktu 10-20 tahun untuk pemulihan. Dia mendesak pemerintah menginvestigasi secara mendalam dan menghukum perusahaan pemilik kapal dalam kasus ini.
Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mengirim tim untuk menyelidiki kerusakan terumbu karang di perairan Raja Ampat. Tim tersebut melibatkan staf Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut serta Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.