JAKARTA, HARIAN UMUM - Para seniman yang tergabung dalam Forum Seniman Peduli (FSP) Taman Ismail Marzuki (TIM) terus menyuarakan penolakan terhadap revitalisasi TIM. Apalagi revitalisasi TIM dinilai keputusan sepihak yang mengedepankan sisi komersial di pusat kesenian Jakarta.
"Pembangunan hotel sebagai bagian dari revitalisasi TIM tidak sejalan dengan visi menjadikan TIM sebagai pusat kesenian. Apalagi dalam revitalisasi, Pemprov DKI tidak melibatkan seniman sebagai stakeholder utama yang selama ini menggerakkan tim dengan karya-karyanya," kata Koordinator FSM TIM, Tatan Daniel saat diterima untuk Fraksi PDIP DPRD DKI untuk melakukan audiensi dengan Pemprov DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI, Senin (23/12/2019).
Sebelum diterima DPRD DKI Jakarta, para seniman FSP yang berjumlah sekitar 50 orang melakukan film action dari pusat kesenian Jakarta TIM, menuju Balai Kota lalu bergerak ke Tugu Tani dan kembali lagi ke TIM.
"Silent action adalah penegasan kembali atas 'pernyataan Cikini' dengan tuntutan menolak pembangunan hotel di TIM, menolak JAKPRO untuk mengelola tim dan cabut Pergub Nomor 63 tahun 2019 tentang "Penugasan Kepada Perseroan Terbatas Jakarta Propertindo (Perseroan Daerah) Untuk Revitalisasi Pusat Kesenian Jakarta TIM," ujar Tatan.
Sementara menurut Ketua Fraksi PDIP Gembong Warsono pihaknya hanya memfasilitasi pertemuan antara para seniman dengan Pemprov DKI. "Kita hanya menjembatani antara para seniman dengan Pemprov DKI. Mereka menyampaikan tuntutannya soal tidak setuju adanya revitalisasi tim untuk keperluan komersil," kata Gembong.
Nantinya, kata Gembong, akan digelar pertemuan serupa. Namun pertemuan selanjutnya diharapkan para seniman akan lebih terbuka. "Kita harap masalah ini cepat selesai, para seniman bisa menyampaikan tuntutannya dengan lebih terbuka lagi karena disitu kan ada Pemprov dalam hal ini SKPD terkait," terangnya.
meski demikian Gembong menambahkan revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) diharapkan tidak mengubah Marwah tempat tersebut sebagai pusat kesenian. "Karena lokasi tersebut untuk pusat kesenian, kita harap Marwah lokasi itu sebagai pusat kesenian tetap tidak berubah meskipun revitalisasi nanti akan tetap dilakukan," tandasnya. (Zat)