Jakarta, Harian Umum- Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DKI Jakarta mulai Januari 2019 akan tancap gas untuk memenuhi target menjadi juara umum PON XX di Papua pada 2020 mendatang.
"Persiapan kita terlambat, karena daerah lain sudah mulai melakukan persiapan sejak 2017, sementara kita baru akan mulai tahun depan (2019). Karena itu kita akan kerja keras untuk mengejar ketertinggalan kita agar dapat merebut juara umum PON XX sebagaimana yang kita targetkan," ujar Ketua Umum KONI DKI, Djamhuron P Wibowo, saat media gathering di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (28/12/2018).
Keterlambatan KONI dalam melakukan persiapan akibat kisruh yang terjadi di internal organisasi ini, juga kisruh antara KONI dengan Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda).
Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Syahrial yang hadir dalam acara ini mengakui, konflik yang dialami KONI DKI saat itu sangat sengit, sehingga prestasi olahraga di DKI sangat memprihatinkan.
Politisi PDIP ini bahkan mengaku, untuk menyelesaikan konflik KONI dengan Disorda, pihaknya sampai harus berdebat sengit dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) itu, hingga akhirnya disepakati bahwa untuk pembinaan olahraga masyarakat, kewenangan ada di Disorda, sementara untuk olahraga prestasi ditangani KONI.
"Pembagian kewenangan ini juga membuat dana hibah untuk KONI tak perlu lagi dititipkan di Disorda, tapi bisa langsung masuk rekening KONI. Anggarannya juga naik dari Rp20 miliar pada 2018, menjadi Rp201 miliar di 2019," imbuhnya.
Sementara masalah di internal KONI selesai setelah Djamhuron terpilih menjadi ketua umum KONI periode 2017-2021 melalui Musyawarah Olahraga Provinsi Luar Biasa (Musorprovlub) di Gelanggang Remaja Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur, pada 19 Januari 2018.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang juga merupakan ketua Dewan Pembina KONI DKI Jakarta, M Taufik, mengatakan, DPRD tidak mempersoalkan berapa pun dana yang dibutuhkan KONI, asalkan target dan programnya jelas.
Bahkan fasilitas yang dibutuhkan KONI, akan disupport.
"Kita sepakat dengan target menjadi juara umum PON XX, itu kita apresiasi, tapi kebiasaan lama jangan diulangi karena sampai sekarang DPRD tidak tahu berapa jumlah atlet yang dibina KONI, dimana mereka tinggal, prestasinya apa saja. Dengan adanya kepemimpinan yang baru, data-data itu sebaiknya segera disershkan ke Komisi E karena bisa menjadi bahan evaluasi dan masukan untuk meningkatkan prestasi olahraga Jakarta," tegasnya.
Data yang terungkap saat media gathering menyebutkan, saat ini KONI membina 1.569 atlet lapis pertama dan kedua. Untuk menghadapi PON XX, para atlet yabg akan disertakan ke PON XX akan disaring oleh Tim Pengendalian Peningkatan Prestasi Atlet (TP3A).
"Kita menargekan mengikuti 50 dari 63 Cabor (cabang olahraga) yang dipertandingkan, dimana ke-50 Cabor ini memikiki 713 nomor pertandingan," jelas Djamhuron.
Wakil Ketua Umum KONI DKI Bidang Pembinaan Prestasi, Hidayat, mengatakan, atlet yang telah disaring TP3A akan dimasukkan ke pusat pelatihan (training centre), dan untuk Cabor tertentu akan dilatih oleh pelatih asing.
"Atlet dari beberapa Cabor juga akan latihan di luar negeri," katanya.
Diakui, dari puluhan Cabor yang akan diikuti, Cabor yang menjadi prioritas karena dipastikan dapat meraih medali di antaranya panjat tebing, pencak silat, senam, badminton, sepatu roda, wushu dan golf.
Pada Asian Games XVIII pada 18 Agustus - 2 September 2018, atlet Jakarta meraih sembilan emas, 11 perak dan 10 perunggu.
DKI Jakarta pernah sembilan kali menjadi juara umum PON, terakhir pada PON XIV di Jakarta pada 1996
Pada penyelenggaraan PON XIX di Bandung, Jawa Barat, pada 2016 tuan rumah menjadi juara umum (rhm)