TANGSEL, HARIAN UMUM - Para pemulung di Kampung Pemulung, Kelurahan Jurang Mangu Timur, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengaku sulit mengurus administrasi kependudukan.
Salah seorang warga di lokasi tersebut, Yuli menuturkan sulit mengurus surat keterangan domisili (SKD) di Kota Tangsel.
"Kita minta tolong buatkan surat keterangan domisili saja susah mas disini, jadi ya data diri masih alamat kampung," kata Yuli saat ditemui di lokasi, Minggu (3/11/2019).
Menurut Yuli, banyak warga yang hingga kini sulit menyekolahkan putra-putrinya di sekolah negeri, karena data diri.
"Kalau ada SKD kan minimal bisa sekolah negeri disini mas. Tapi karena susah ngurusnya, ya banyak yang ngga sekolah. Kalau di blok yang dekat dengan lapangan, rata-rata anak-anak usia sekolah, dijadikan pengemis dan pengamen, karena mereka ngga sekolah," tambah Yuli.
Hal senada disampaikan Pemerhati Sosial, Marsilia Krenata bahwa, dengan sulitnya mendapatkan identitas, maka banyak diantara warga pemulung tersebut yang menjadi pengemis dan pengamen.
Bahkan, imbuh Marsilia, hingga saat ini, banyak orang tua yang hanya nikah siri, dan nikah dibawah umur, karena kurangnya pendidikan dan pemahaman, serta pengawasan dari pemerintah.
"Pemerintah wajib turun kepada mereka. Memberikan solusi penghidupan yang layak. Bagaimana mereka ingin hidup layak, mendapatkan pendidikan yang layak, kalau pengurusan administrasi saja sulit. Itu tampak sepele, tapi data diri mereka yang beralamatkan kampung, membuat mereka seperti warga nomor dua di Tangsel," kata Marsilia.
"Dulu pernah Kepala Bidang Kependudukan turun kesini, tapi sampai sekarang masih banyak warga yang mengeluhkan sulitnya kepengurusan administrasi kependudukan tersebut. Pemerintah semestinya tanpa pandang bulu membantu masyarakatnya, sehingga mereka juga mendapatkan pendidikan, kesehatan yang sama dengan warga Tangsel," tandasnya.