Jakarta, Harian Umum - Kurs rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi melanjutkan pelemahannya pada perdagangan hari ini, Kamis (18/4/2024), setelah ditutup terkoreksi 44,5 poin atau 0,28% dan jatuh.level Rp16.220/dolar AS pada penutupan perdagangan Rabu (17/4/2024).
Dengan koreksi ini, maka rupiah sudah melemah lebih dari 5% sepanjang Januari-April 2024. Rupiah mengalami masa sulit di perdagangan pekan ini setelah pasar kembali dibuka usai libur Lebaran 2024.
Bahkan, saat perdagangan perdana usai libur sepekan, rupiah anjlok 2,3%. Ini jadi penurunan harian terbesar bagi rupiah sejak Maret 2020.
Hari ini mata uang Merah Putih masih akan melemah seiring masih adanya tekanan Greenback akibat isyarat The Fed yang batal memangkas suku bunga acuannya.
Seperti dilansir Bisnis, Analis Pasar Uang Lukman Leong melihat prospek rupiah ke depannya masih akan tertekan oleh dolar AS yang menguat.
"Penguatan dolar AS masih akan panjang, tercermin dari pernyataan Kepala The Fed Jerome Powell semalam jika mereka belum bisa menurunkan suku bunga karena inflasi yang masih tinggi," kata Lukman, Kamis (18/4/2024).
Menurut dia, pelemahan rupiah yang masih akan berlanjut ini memiliki beberapa dampak ke ekonomi, antara lain terkait kebijakan Bank Indonesia (BI) yang akan terus mempertahankan suku bunga tinggi saat inflasi yang masih di dalam target, untuk menyetop laju pelemahan rupiah.
"Malah ada kemungkinan BI akan perlu kembali menaikkan suku bunga ke depan untuk menahan depresiasi rupiah," katanya.
Dia menjelaskan, suku bunga yang tinggi dan impor yang lebih mahal akan meredam permintaan dan menekan pertumbuhan ekonomi.
Sebagai informasi, sebelumnya Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan bahwa para pengambil kebijakan akan menunggu lebih lama dari perkiraan sebelumnya untuk memangkas suku bunga. Hal ini meyusul serangkaian data inflasi yang sangat tinggi.
Powell juga mencatat bahwa para pejabat kemungkinan akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk mendapatkan keyakinan yang diperlukan, bahwa inflasi AS mengarah ke sasaran The Fed sebesar 2% sebelum penurunan yang lebih rendah dalam biaya pinjaman.
Jika tekanan inflasi terus berlanjut, Powel menjelaskan The Fed dapat mempertahankan suku bunga tetap stabil “selama diperlukan.”
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), kelompok pejabat yang menetapkan suku bunga, selanjutnya akan bertemu pada 30 April-1 Mei.
Lukman memprediksi, hari ini rupiah akan bergerak pada rentang Rp 16.150 - Rp 16.350/dolar AS. (rhm)