Jakarta, Harian Umum- Hingga Sabtu (29/9/2018) pukul 07:00 WIB, kawasan Sulawesi Tengah (Sulteng) diguncang 97 kali gempa susulan pasca gempa berkekuatan 7,4 SR pada Jumat (28/9/2018) pukul 17:02:44 WIB yang memicu tsunami setinggi 1,5-3 meter yang menyapu Kabupaten Donggala dan Palu.
Data bmkg.go.id menyebutkan, gempa terakhir terjadi pada Sabtu (29/9/2018) pukul 04:24:02 WIB dengan kekuatan 5,5 SR. Gempa ini berpusat di kordinat 1.52 LU dan 120.16 BT pada kedalaman 10 kilometer, berjarak 34 kilometer tenggara Sigi, Sulteng.
"Sejak gempa 7,4 SR sore kemarin, hingga pukul 07:00 WIB pagi ini telah terjadi 97 kali gempa susulan dengan magnitudo 2,9 SR hingga 6,3 SR, tapi tidak berpotensi tsunami," ujar Kepala Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita kepada TVOne, Sabtu (29/9/2018).
Ia mengakui belum tahu kapan gempa susulan akan berhenti karena bila mengacu pada gempa Lombok dengan kekuatan 7 SR yang gempa susulannya berlangsung hingga berhari-hari, maka gempa susulan Donggala bisa saja berlangsung selama berminggu-minggu.
Hingga kini belum ada data pasti berapa korban tewas akibat Gempa dan tsunami di Donggala dan Palu, dan berapa bangunan yang rusak atau hancur, karena pasca gempa dan tsunami, kondisi kedua wilayah itu porak poranda dan dimana-mana ditemukan jalanan yang retak atau terbalah.
Hingga kini Bandara Palu masih ditutup karena 500 dari 2.500 panjang landasan pacunya, retak, sehingga dapat membahayakan penerbangan.
Meski demikian ada laporan bahwa dari hasil penelisuran Tim SAR, ditemukan tujuh mayat di Palu.
Dalam konferensi pers pagi ini, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, sesuai instruksi presiden, hari ini tim bantuan diberangkatkan dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, dan tim kesehatan diterbangkan dari Malang, Jawa Timur.
"Dokter tulang yang saat ini masih di Lombok, sebagian juga akan kita kirim ke Sulteng," imbuhnya.
Panglima TNI juga mengatakan, pemerintah akan mengirimkan rumah sakit terapung untuk mengobati pafa korban luka. (rhm)