Jakarta, Harian Umum - Para Alim Ulama yang tergabung dalam MCM (masyarakat cinta masjid) menolak Ijtima Ulama untuk kepentingan politik praktis. Sebab hal tersebut bisa memecah belah ukhuwah Islamiah dan persatuan bangsa.
"Kami menolak upaya politisasi dan penyalahgunaan dari arti Ijtima Ulama untuk kepentingan politik praktis," kata Ketua Umum MCM Wishnu Dewanto di di acara Musyawarah Alim Ulama bertema 'Cinta Damai Indonesia' di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (5/5/2019).
Penggunaan istilah Ijtima Ulama pun dianggap telah mengkotak-kotakkan para alim dan kiai yang tidak terafiliasi dengan golongan manapun. "Dapat memecah belah ukhuwah Islamiyah dan persatuan bangsa," jelas dia.
Wishnu menyarankan agar para Ulama meredam suasana panas usai pelaksanaan Pemilu 2019. Caranya dengan mengajak pihak yang bertikai untuk melakukan Ishlah, "Mestinya ulama mendinginkan, ini belum apa-apa sudah people power. Kalau mau Lebaran itu harus nunggu sidang Isbat dulu. Seperti juga Pemilu, nunggu sidang KPU. Jadi belum ada sidang isbat jangan takbir kemenangan dulu walaupun sudah ada Real Count," kata Wishnu.
"Oleh karena itu tugas ulama apabila jika dua kelompok sama-sama muslim saling bertikai, kslau dulu pembunuhan fisik, sekarang pembunuhan karakter. Tugas kita adalah melakukan ishlah," ucap Wishnu.
Wishnu menambahkan MCM mengajak semua pihak untik menjadikan Bulan Ramadhan yang mulia dan berkah ini sebagai momentum untuk memperkuat tali silaturahmi dan ukhuwah Islamiah, ukhuwah wathonitah antara Ulama dan Umaro serta masyarakat. "Hal itu harus dilakukan demi persatuan dan kesatuan NKRI berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945," tandasnya. (Zat)