Jakarta, Harian Umum - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dr. Widyastuti mengatakan, penyebaran penyakit difteri di Jakarta meningkat tajam. Peningkatan kasus ini dua kali lipat jika dibandingkan rilis yang disampaikan Dinas Kesehatan pada 8 Desember 2017 ada 25 kasus dan 2 orang diantaranya meninggal dunia.
"Angka kami sampai 20 Desember 2017 sebanyak 57 kasus difteri," ujar Widy Selasa (26/12/2017).
Sebagian besar pasien dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara.
"Selain pasien dari Jakarta (dirawat) di RSPI Sulianti Saroso, juga ada pasien dari luar Jakarta," ujarnya seperti dilansir kompas.com
Ia mengatakan, Dinas Kesehatan DKI akan terus memantau penanganan difteri, mengingat hingga kini penyakit tersebut telah menyerang lebih dari 25 provinsi di Indonesia. Oleh sebab itu, Pemprov DKI akan terus melakukan Outbreak Response Immunization (ORI) secara bertahap.
"ORI tidak hanya berhenti pada 11 Desember 2017 kemarin saja, tetapi terus berlanjut. Karena sasaran kami 1,2 juta vaksin lebih harus disalurkan, sehingga kami terus bergerak. Jadi, kami memang melakukannya terus menerus sampai nanti akhir Desember 2017 sampai akhir Januari 2018, lanjut lagi nanti periode kedua di bulan Juli 2018," kata Widy.
Di informasikan Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatanya pada tanggal 8 Desember 2017 menyatakan kasus Difteri termasuk kejadian luar biasa (KLB) pihaknya menetapkan sebagai KLB sebagai upaya proteksi agar tak semakin banyak warga yang tertular penyakit ini.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan penetapan KLB juga dilakukan karena daerah terdekat dengan DKI itu menjadi sumber penyebaran penyakit ini.
Sumber penyakit ini berasal dari Tangerang, Banten. Jarak Tangerang-Jakarta sangat dekat sehingga perlu ada proteksi lebih lanjut dari pemerintah agar penyakit ini tak meluas.